Model Penangkapan Ikan Terukur (PIT) di Maluku: Menjaga Keseimbangan Antara Eksploitasi dan Konservasi

Anna M Ngabalin | Agribisnis Perikanan Politeknik Perikanan Negeri Tual


Maluku, adalah wilayah yang kaya akan keanekaragaman hayati laut, telah lama menjadi pusat perhatian dalam konteks penangkapan ikan. Dengan populasi yang tergantung pada sumber daya laut untuk kehidupan mereka, penduduk setempat dan pemerintah daerah telah berupaya untuk mengembangkan model penangkapan ikan yang berkelanjutan. Dalam konteks geografis dan sosial-Ekonomi, Maluku terletak di antara dua lautan besar, yang membuatnya menjadi lokasi strategis bagi nelayan untuk menangkap ikan. Namun demikian, ekosistem ini juga rentan terhadap overfishing dan degradasi lingkungan akibat teknik penangkapan yang tidak berkelanjutan. Penduduk setempat, terutama nelayan tradisional, bergantung pada hasil tangkapan laut untuk mencari nafkah, sehingga menjaga keseimbangan antara eksploitasi dan konservasi menjadi suatu tantangan yang mendesak.

Model Penangkapan Berkelanjutan

Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah setempat bersama dengan lembaga konservasi dan para ilmuwan telah mengembangkan model penangkapan ikan yang berkelanjutan. Salah satu pendekatan utama adalah mempromosikan praktik penangkapan yang ramah lingkungan, seperti penggunaan alat tangkap yang selektif dan tidak merusak habitat laut. Selain itu, pengawasan dan penegakan hukum terhadap praktik illegal fishing juga diperketat untuk memastikan keberlanjutan sumber daya laut jangka panjang.

Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono menjadikan Kota Tual dan Kepulauan Aru di Maluku sebagai lokasi modeling penangkapan ikan terukur (PIT). Pelaksanaan modeling ini melibatkan 187 kapal perikanan asal Pantai Utara (Pantura).
Menteri Trenggono menjelaskan, pelaksanaan modeling PIT menerapkan prinsip-prinsip penangkapan ikan yang berkelajutan dan ekosistem bisnis perikanan hulu hilir.

implementasi modeling bertujuan menghubungkan sektor hulu (penangkapan) dengan hilir (pengolahan dan pemasaran).
Kemudian mendorong pemerataan pertumbuhan ekonomi dan efisiensi penangkapan ikan, menjaga mutu ikan hasil tangkapan dan memperkuat hilirisasi produk, memberikan multiplier effect untuk ekonomi lokal.
Penerapan modeling PIT, diproyeksikan menambah produksi tangkapan dengan estimasi mencapai 4.578 ton per bulannya, dengan nilai transaksi sebesar Rp48,4 miliar, penyerapan tenaga kerja yang diutamakan untuk masyarakat lokal, dan telah menyiapkan berbagai infrastruktur untuk mendukung modeling, mulai dari sistem pengawasan pergerakan kapal berbasis satelit, aplikasi e-PIT, penguatan sumber daya manusia (SDM), hingga ekosistem industri hilir perikanan.

Melalui Pendekatan Kolaboratif Kunci keberhasilan dari model ini adalah kolaborasi antara pemerintah, nelayan lokal, ilmuwan kelautan, dan masyarakat sipil. Dengan melibatkan semua pihak terkait, termasuk pelaku usaha perikanan skala kecil dan besar, keputusan yang diambil dapat lebih komprehensif dan berdampak positif bagi kehidupan masyarakat lokal serta kelestarian lingkungan laut. Harapan kedepan Meskipun telah ada kemajuan yang signifikan, tantangan tetap ada di depan. Perubahan iklim, urbanisasi, dan kebijakan ekonomi dapat mempengaruhi keberlanjutan model ini. Oleh karena itu, membangun kapasitas lokal dalam pengelolaan sumber daya alam dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya pelestarian laut menjadi langkah krusial ke depan.

Harapannya di Kota Tual Maupun Kepualauan Aru bisa 5-6 kali pertumbuhannya. Karena produktivitas, pengembangan dan , pengolahannya di daerah masing-masing, sehingga  Masyarakat setempat dapat direkrut menjadi tenaga kerja, dengan multiplier effect-nya besar walaupun masih dalam tahap pengujian dan evaluasi dalam tahun pertama. Model penangkapan ikan ini di Maluku adalah contoh nyata bagaimana masyarakat lokal, dengan dukungan penuh dari pemerintah dan pihak terkait lainnya, dapat mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan. Dengan menjaga keseimbangan antara kebutuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan, kita dapat memastikan bahwa generasi mendatang juga dapat menikmati kekayaan laut yang sama seperti yang kita nikmati hari ini.