Tidak Perlu Mengancam Akan Mendemo, Jo Renyaan Diminta Kedepankan Dialog
CM, AMBON
Menyusul komentar yang dilancarkan oleh Presidium Gerakan Masyarakat (Germas) PMKRI Cabang Ambon, a.n Jo Renyaan yang mendesak Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Maluku untuk memeriksa kembali program kerja dan capaian kinerja dari Pembimbing Masyarakat (Pembimas) Katolik kanwil Kementerian Agama Provinsi Maluku dan mengancam atas nama Masyarakat akan lakukan demonstrasi.
Salah satu pastor senior keuskupan Amboina, RD.Agus Ulahayanan kepada media ini Jumat, 14/7/2023 di Kediamannya Lokasi Gua Maria Airlow.
Pastor Agus mengatakan, sikap Kritis Oke-Oke saja tetapi perlu melihat dan mendalami dulu sistim kerja dari Aparatur pemerintah dalam hal ini Bimas Katolik di mana para mahasiswa diminta untuk mendalami lebih dulu dengan baik apa saja yang menjadi tugas dan tanggungjawab dari pembimas Katolik termasuk di dalamnya link kerja dan cara kerja dari pembimas Katolik dan apa saja yang menjadi program kerja dari pembimas Katolik.
Haruslah dipahami bahwa pembimas adalah sebuah lembaga pemerintah sebuah lembaga negara yang secara struktural sudah mempunyai aturan main di mana program kerjanya ada program kerja yang sudah baku dan ada yang tentunya situasional yang sesuai dengan kebutuhan sehingga patut dipertanyakan yang dikritisi oleh PMKRI ini program yang mana.
Apakah yang bersifat baku atau yang situasional sesuai kebutuhan itu ?.
Pertanyaan berikutnya adalah apa saja yang dibutuhkan yang tidak dijawab oleh pembimas Katolik sesuai dengan tugas dan tanggung jawab pembimas itu sendiri.
"Sekali lagi apa yang umat Katolik butuhkan yang tidak dijawab oleh pembimas Katolik,tidak diperhatikan oleh pembimas Katolik padahal itu tugas dan tanggungjawab pembimas Katolik ada ndak,mereka tahu kah tidak ?. Supaya kritiknya itu jelas"ujar pastor yg pernah diberi tanggungjawab menjadi pendamping mahasiswa katolik ini. Sembari menambahkan selaku seorang Imam katolik merasa malu terhadap aksi protes atau kritik dari umat katolik yang nota benenya adalah mahasiswa katolik yang harusnya memiliki moral kristiani apalagi mengancam bahwa akan menggerakan masyarakat untuk mengadakan demo besar-besaran.
Petanyaannya adalah masyarakat yang mana yang diwakili oleh Renyaan ?. Kemudian menurut pastor cara ini adalah cara lama yang bukan zamannya lagi dan juga cara-cara yang tidak Kristiani, tidak Katolik jika menempuh cara seperti itu.
Lebih jauh pastor yang juga pernah bekerja di salah satu komisi di kwi mengatakan sebagai umat katolik yang mendasari imannya pada Gereja yang satu, kudus, apostolik itu apalagi dengan visi misi dan motto Bapak Uskup yang baru itu Pastor Agus mengajak untuk berjalan bersama-sama di mana Kalau tidak puas dipersilakan datang dan berbicaralah dari hati ke hati.
Lebih jauh Pastor Agus mengatakan, sebagai warga Gereja Katolik, sebagai Ormas PMKRI memiliki independensi tetapi juga ada dependensinya di mana ada moderatornya yang diutus oleh Uskup untuk mendampingi mereka sehingga jika ada ketidakpuasan Janganlah Seenaknya saja begini Tetapi seharusnya bangun dulu komunikasi dan berbicara dengan moderator.
Pastor Agus mengingatkan tentang Spirit dari mantan Uskup amboina Mgr. P.C. Mandagi, MSC begitu menekankan hal dialog.
Demikian halnya Uskup baru kita. Mgr. Ino Ngutra yang juga menekankan soal dialog bahkan Ia lebih dalam lagi berbicara soal kerjasama tapi sayangnya menurut Pastor Agus kerjasama model apa kalau hanya bisa dilakukan dengan cara kritik seperti ini.
Sebagai salah satu Imam senior di Keuskupan Amboina, Pastor Agus yang pernah menangani konflik kemanusiaan di Maluku ini mengatakan berbicara tentang kinerja dari sederetan pembimas Katolik di Kanwil Kementerian Agama Provinsi Maluku dirinya mungkin lebih mengetahui banyak tentang kinerja para pembimas terutama mulai dari zaman pembimas Pa Sil Duarmas dan Pa Buce Fanulene, dirinya mengetahui lebih banyak apa saja yang dilakukan oleh para pembimas ini dan apa saja yang tidak dilakukan oleh para pembimas tersebut bahkan apa yang menjadi kebaikan dan keburukan mereka, dirinya yang lebih mengetahuinya.
"Dari sejumlah Pembimas Katolik apalagi pada masanya Pa Sil turun sampai ke Pa Buce. Saya rasa, Saya adalah salah satu iman yang paling tahu tentang mereka punyap kebaikan dan keburukan, yang paling tahu tentang apa yang mereka buat dan apa yang mereka tidak buat dan menurut saya itu mereka sudah berusaha maksimal sesuai dengan batas-batas kemampuan dan kewenangan yang ada. Belum lagi orang-orang yang kritik ini mereka tahu batas-batas kewenangan,batas kemampuan ndak?"sebut pastor Agus.
Menurutnya ada keterbatasan kemampuan mulai dari keterbatasan anggaran, keterbatasan tenaga rupa-rupa keterbatasan lain termasuk kesulitan medan.
Pastor Agus meminta para pengkritisi untuk memperhatikan medan pelayanan maluku yang menjadi wilayah kerjanya pembimas yang sedang diprotes ini kalau dia turun ke lapangan berapa besar biaya yang dibutuhkan lalu dana operasional yang disiapkan yang dianggarkan oleh pemerintah, berapa besar Apakah seimbang atau tidak belum lagi begitu banyak orang yang butuh untuk dilayani dengan demikian maka pembimas juga butuh prioritas dan mau tidak mau suka dan tidak suka ada yang bisa tersentuh pelayanan dan ada yang tidak bisa tersentuh. Sementara menurutnya dari pengamatannya lumayan banyak yang dilakukan oleh pembimas di daerah daerah terpencil yang mungkin saja tidak diketahui oleh para pengkritisi.
"Coba bayangkan itu medan wilayah maluku, wilayah kerjanya pembimas yang sedang diprotes ini,kalau dia turun ke lapangan itu biaya berapa saja yang dia butuhkan itu lalu dana yang dia miliki, yang dialokasikan oleh pemerintah untuk dia punya operasional seimbang kah tidak ? Belum lagi begitu banyak orang yang membutuhkan.Dia harus punya prioritas,mau tak mau ada yang tersentuh, ada yang tidak.
Sementara yang saya amati lumayan banyak yang beliau lakukan terutama di daerah daerah terpencil yang mungkin mereka ini tidak tahu" paparnya.
Maka dari itu Pastor Agus meminta para pengkritisi agar datang dan bertanya serta berdialog dulu kepada pembimas tentang apa yang dibuat dan apa yang belum dilakukan dan juga tentang kebutuhan- kebutuhan dari masyarakat yang perlu dilayani yang belum dilakukan oleh pembimas Karena dengan demikian dapatlah diketahui kewenangan dan kemampuan dari seorang pembimas yang bertugas untuk melakukan pembinaan kepada masyarakat bukan dengan cara menyerang lewat sosial media.
Lebih lanjut, Pastor mengatakan terkadang orang-orang yang melakukan kritik itu tidak paham, bisa saja mereka merasa bahwa mereka tidak tersentuh tetapi pertanyaan sejauh mana kewenangan pembimas untuk mengurus mereka lalu sejauh mana komunikasi mereka dengan pembimas tentang persoalan dan lingkup mereka yang ada dalam tanggung jawabnya kemudian sejauh mana kemampuan pembimas untuk menjawab kebutuhan mereka itu kemudian sambil mengemukakan pengalamannya. Pastor Agus lebih lanjut mengatakan pengkritik banyak kali berujung pada soal kepentingan baik kepentingan orang yang mengkritik tetapi juga kepentingan orang yang menggunakan jasa para pengkritik itu sendiri untuk kepentingan mereka.
Dari sisi inilah Pastor mengajak para mahasiswa agar berpikir secara ilmiah dan bertindak secara konstruktif dan terukur. Jangan mudah dihasut dan jangan suka diboncengi oleh kepentingan-kepentingan tertentu.
Kepada wartawan pastor Agus pun mengatakan tak dapat dipungkiri bahwa dari fakta yang terpampang dapatlah disebutkan sejumlah kenyataan bahwa hadirnya STPAK Santo Yohanes Penginjil di Poka serta adanya sekolah SMAK di Maluku bahkan adanya Pesparani yang diberi julukan dari Maluku untuk Indonesia tidak lepas dari upaya dan kinerja dari pembimas Katolik.
Dan yang terakhir adalah kehadiran Menteri Agama Republik Indonesia untuk acara pentabisan Uskup diosis amboina saat ini juga adalah kerja keras dan pembimas Katolik Kementerian Agama Provinsi Maluku.
Selain itu hadirnya Dirjen Bimas Katolik RI pada kegiatan di STPAK Santo Yohanes Penginjil bahkan adanya akreditas sekolah tinggi tersebut yang semakin membaik juga merupakan keterlibatan ataupun kinerja dari pembimas Katolik Kemenag provinsi Maluku.
Sementara itu, Pembimas Katolik Kanwil Kementerian Agama Provinsi Maluku, Bernard (Buce) Fanulene yang dihubungi via ponsel mengatakan dirinya memberikan apresiasi kepada adik-adik PMKRI Cabang Ambon yang sudah memberikan kritikan positif.
"Terlepas dari jabatan saya, tetapi sebagai senior saya melihat ini bagian dari kerinduan adik-adik PMKRI untuk membuka ruang komunikasi yang satu tahun terakhir ini tidak berjalan secara baik. Saya selalu terbuka kapan saja, dan saya mengajak adik-adik PMKRI untuk duduk bersama, kita berdialog, bersinergi dan berkolaborasi dalam program-program bersama yang menyentuh kebutuhan umat Katolik di Maluku,” harap Buce.
Dia menyebutkan dalam sejarah di Keuskupan Amboina baru pernah pada Thabisan Uskup dihadiri oleh seorang Menteri Agama RI dan kehadiran orang nomor 1 di lingkup Kemenag RI itu merupakan kontribusi Bimas juga bersama STPAK.
Dan lagi, STPAK akhirnya sekarang sudah mendapat Akreditasi yang memuaskan dibanding sebelumnya, bahkan kondisi terakhir saat ini STPAK telah menyandang Predikat baik sekali (EP)