Prof. Notanubun; ITANEM Rumah Besar Paguyuban Masyarakat Kei

CM, AMBON

Ketua Umum Paguyuban  ITANEM Maluku Prof.Dr. Zainudin Notanubun,M.Pd mengatakan, ITANEM adalah kata Kei yang punya makna yakni Tasdov yang dalam bahasa  Indonesia adalah berkumpul, bertemu, bermusyawarah. Sementara kepanjangan dari ITANEM adalah "Ikatan Yante Nuhu Ewav". Dimana "Yante" itu adalah ikatan kekeluargaan, keakraban, Nuhu adalah pulau Kei yang kebetulan berada di Maluku.

Demikian antara lain penjelasan Prof. Notanubun dalam sambutannya usai dilantik dan dikukuhkan menjadi Ketua Umum ITANEM periode 2022-2026 di Studen Centre FKIP Unpatti, Sabtu, 3/12/2022.


Selanjutnya Prof. Notanubun mengatakan ITANEM merupakan rumah besar yang dimaksudkan untuk mempererat hubungan kekeluargaan "Ain ni Ain" yang berarti satu dengan yang lain adalah satu bersaudara yang diwujudkan dari falsafah  bahasa Kei yakni "Vuut ain mehe ni ngivun, manut ain mehe ni tilur" sebuah falsafah hidup orang Kei yang mengandung arti semua orang Kei bagaikan telur dari satu ikan dan telur dari 1 ayam.

Menurutnya jika ITANEM dikatakan sebagai rumah besar bagi seluruh paguyuban orang Kei itu landasannya adalah sesuai dengan UU  no. 17 tahun 2013 tentang pendirian ormas yang mengisyaratkan bahwa 2 atau 3 orang yang berkumpul dan bermufakat untuk membuat sebuah organisasi dapat dibenarkan dan tidak dilarang.

Dikatakan, kebebasan orang untuk berpikir tidak boleh menyamakan sebaliknya diberikanlah kebebasan itu seluas-luasnya karena sekarang di kalangan orang Kei sudah begitu banyak paguyuban. oleh sebab itu ITANEM dibentuk sebagai sebuah rumah besar yang bisa menampung semua paguyuban tersebut.

Syaratnya hanya satu. "Kita tidak bisa memaksakan orang untuk berpikir yang sama, hakekat  setiap orang dia berpikir sesuai dengan kodratnya dia masing-masing"ujarnya sembari mempertanyakan apakah tidak bisa disamakan? Menurutnya yang boleh disamakan adalah perlakuan dan tingkah lakunya seseorang dan hal itu merupakan tanggungjawab dari paguyuban ITANEM.

Lebih jauh mantan Warek 3 Unpatti mengatakan kita tidak bisa harus menyatukan pikiran hanya satu sedangkan perlakuan-perlakuan itu harus dijadikan satu. Oleh sebab itu dikatakan ITANEM sebagai rumah yang besar di mana di dalamnya akan ada pengajian-pengajian dari Kei, ada organisasi Pemuda, ada organisasi mahasiswa, ada pula organisasi kampung.

Lebih jauh Mantan Ketua Kopertis Wilayah Maluku, Maluku Utara dan Papua ini mengisahkan tentang awal mulanya pendirian ITANEM yang bermula dari seorang wanita perkasa dari Kei yang memiliki semangat seperti tokoh wanita Kei Dikemas dengan cara mengunjungi rumah ke rumah untuk menghubungi tokoh-tokoh Kei termasuk keponakan dan saudara-saudaranya untuk berupaya mendirikan paguyuban ITANEM sehingga di tahun 2007 terbentuklah ITANEM di mana sebelumnya dalam hitungan 60 puluh sampai tujuhpuluhan tahun tidak ada satupun paguyuban orang Kei di Ambon.

Dosen Unpatti ini juga di kesempatan itu mengajak orang Kei di Ambon dan juga di Kei untuk menghindari kekerasan yang sebelumnya ini diidentikan dengan orang Kei. Ia mengajak seluruh orang Kei dan dan seluruh elemennya agar menghindari kekerasan apalagi kekerasan yang dilakukan secara bersama-sama dengan mengatasnamakan kekeluargaan; sebaliknya Prof. Notanubun mengajak seluruh komponen Kei untuk lebih mengutamakan kekeluargaan dalam penyelesaian berbagai masalah yang muncul dan mengarahkannya kepada penegak hulum jika persoalan itu berkaitan dengan soal penegakan hukum.

Selain itu Notanubun juga menghimbau agar sebagai orang Kei harus berkaca pada pola kehidupan leluhur Kei yang menyelesaikan segala sesuatu dengan cara berkumpul dan bermusyawarah (rasdov) serta budaya selalu memberitahukan dan mengkomunikasikan segala persoalan dalain keluarga sehingga selalu terhindar dari kekerasan sebab sangat indah apabila semuanya diselesaikan dalam semangat Ain ni Ain.

Ia juga mengajak seluruh pengurus yang baru dilantik agar bergandengan tangan melaksanakan amanat yang diberikan dan mewujudkan program kerja yang akan disusun dalam raker nanti.(ET)