Jelang HUT SMA Kristen YPKPM Gelar Pekan Profil Belajar Pancasila

CM, AMBON

Kepala SMA Kristen YPKPM, Dra. E. Laturiuw, M.Si mengatakan, sebelum sekolahnya berubah jadi sekolah penggerak, biasanya menjelang HUT sekolah diselenggarakan  Porseni akan tetapi setelah menjadi sekolah penggerak maka sekolahnya membingkai dalam bemtuk  profil belajar Pancasila.

Demikian antara lain penegasan Laturiuw kepada wartawan di Ambon, Rabu, 12/10/2022.

Dikatakan, mengingat sekolahnya saat ini sebagai sekolah penggerak dimana kurikulum yang dipakai adalah kurikulum paradigma baru dimana sistem pelajaran menggunakan sistim blok dan blok satu sudah selesai pada September kemarin dan sekarang masuk dalam blok 2 yang dimulai dari minggu ke-3 bulan September dan setelah memasuki minggu ke-2 bulan Oktober maka ada 2 pekan yang Off yang diisi dengan  profil belajar Pancasila.

Terkait dengan profil belajar Pancasila, menurut Kepsek Laturiuw ada tema yang harus dipilih selaku sekolah penggerak dimana tema pertama adalah kearifan lokal, kewirausahaan, Daya hidup berkelanjutan serta bangunlah jiwa ragamu.

Disebutkan untuk tema bangunlah jiwa ragamu telah dilaksanakan menjelang 17 Agustus, sedangkan  untuk tema Daya Hidup Berkelanjutan pun telah dilaksanakan yakni dengan menanam pohon di gunung nona yakni saat menjelang 17  Agustus dan hari lingkungan hudup se-dunia pada bulan Agustus 2022.

Menurut kepsek dua minggu ini pihaknya melaksanakan 2 tema yakni kearifan lokal dan kewirausahaan.

Selanjutnya Kepsek Laturiuw menjelaskan 2 tema ini akan dimasukan di pekan ini kemudian tersebar dalam kegiatan-kegiatan menjelang Hut dimana salah satunya adalah pekan hari ulang tahun dan pekan bulan bahasa. sementara kegiatannya dimulai dari senam bersama 

Dikatakan tujuan dari memilih lomba itu yang terkesan sepertinya anak-anak larut dalam evoria belaka akan Tetapi menurut Kepsek lewat permainan atau lomba seperti itu terkandung di dalamnya ada nilai.

"Lomba-lomba ini  sebetulnya terkesan katong liat anak-anak sepertinya evoria loma-lomba, padahal sebetulnya di dalam permainan atau lomba-lomba itu ada nilai)ujarnya seraya menyebutkan di dalam sekolah penggerak ada 6 dimensi profil belajar pancasila dimana tidak mungkin kepada siswa diajarkan tentang beriman, bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, mandiri, gotong- royong, kreatif dan sebagainya. Sebaliknya sekolah mendesain kegiatan-kegiatan lewat lomba line dance maka dari sana bisa ditemukan nilai kerjasama dan sebagainya untuk memenuhi unsur belajar pancasila, (ET)