Gelar Mubes II, Prof. Notanubun Terpilih Jadi Ketum ITANEM Periode Mendatang

CM, AMBON

Seakan mati suri bertahun-tahun lamanya akhirnya paguyuban Ikatan Anak Nuhu Evav Maluku kembali bangkit dibawah Ketua panitia Nikolas Rahallus menggelar Musyawarah Besar II pada Sabtu, 15/10/2022 dan menghasilkan berbagai keputusan termasuk memilih Ketua Umum baru  untuk Periode 2022-2026.

Prof. DR. Zainuddin Notanubun, M.Pd terpilih secara aklamasi untuk menjabat selaku Ketua Umum menggantikan Ketum lama, Ros Farfar , S.H. M.Hum dan diberikan mandat untuk secepatnya membentuk Kepengurusan ITANEM yang baru paskah pengurus lama dinyatakan demisioner dalam Mubes II ITANEM itu.

Ketum Baru, Prof. Udin, sapaan akrabnya usai terpilih kepada wartawan mengatakan usai mendapat rekomendasi dari Mubes maka dirinya segera akan menindaklanjutinya mengingat di dalam rekomendasi itu ada program kerja yang telah dirumuskan dalam mubes sehingga harus disukseskan dalam berbagai program yang telah disusun dalam mubes sehingga akan dilaksanakan dengan melihat skala prioritas yang mana yang harus didahulukan sesuai dengan kebutuhan masyarakat Evav yang ada di Ambon khususnya, karena menurut Ketum terpilih disadari sungguh bahwa ITANEM sejak berdirinya  tahun 2007 boleh dikatakan mati suri tapi karena semangat dari teman-teman, terutama panitia Mubes dan secara khusus Stering Comite (SC)  yang bekerja keras dan secara luar biasa memback up berbagai persiapan.

"Dalam pertemuan-pertemuan itu terjadi hal hang luar biasa, moderasinya kadang-kadang santai, kadang tegang dan itu semua mempunyai maksud bagaimana caranya mempersatukan masyarakat EVAV yang ada di  Ambon khususnya dan Maluku pada umumnya"ujarnya sembari menambahkan sehingga beban ITANEM yang berat itulah terjadi beberapa organisasi yang dibentuk oleh masyarakat EVAV juga yang ada di Ambon dan itu sudah dipublikasikan sehingga ITANEM berusaha supaya dalam waktu dekat bisa mempersatukan sehingga secara ke dalam boleh berbagai organisasi tapi keluar harus terkontrol  demi melihat akan berbagai hal, karena  masyarakat kei yang ada di Ambon terdiri dari berbagai profesi seperti politisi, birokrasi, akademisi dan lain-lain yang tentu saja berbagai hal itu oleh ITANEM diupayakan untuk menyatukan, sebut mantan Sekum periode sebelumnya ini.

Sebelumnya Ketum dinisioner, Ros Farfar dalam sambutannya pada acara pembukaan Mubes antara lain mengatakan Ia berdoa kiranya berbagai landasan organisasi yang sudah disiapkan dapat dievaluasi dan diperbaharui agar menjadi pijakan bagi kelanjutan  perjalanan keluarga ITANEM yang akan dilanjutkan kemudian.

Di kesempatan itu juga Ketum Dimisionet memohon maaf kepada masyarakat ITANEM atas segala kekurangan selama memimpin organisasi dan juga berterima kasih kepada warga ITANEM terutama bagi para sesepuh yang hadir dalam penyelenggaraan  Mubes II.

"Dengan segala keterbatasan, dengan segala kekurangan sebagai manusia yang tak luput dari  kekurangan dan keterbatasan, kami  mohon maaf jika di dalam seluruh aktivitas kita selama ini masih ada kekurangan dan kelemahan, tetapi partisipasi, komitmen kita semua, untuk kita semua membangun hubungan persaudaraan  dalam wadah ini di daerah perantauan kiranya akan tetap ada di dalam hati kita di dalam komitmen kita untuk wadah ini tetap hadir" ujarnya.

Sementara salah satu Sesepuh ITANEM, Ir. Nazir Rahawarin dalam sambutannya mengangkat salah satu filosofis orang tatua Kei "Manut ain mehe tilur, Fuut ain mehe Ngifuun" yang berarti orang Kei  adalah satu keturunan ibarat telur dari satu ayam dan telur ikan yang berasal dari satu ikan saja.

Lebih jauh sambil menceritakan pengalamannya di saat konflik Maluku 20 tahun silam, Rahawarin memuji kecerdasan orang Kei yang kala itu di Ambon belum terbentuknya ITANEM tapi 

orang Kei tidak berpengaruh dengan konflik  yang mencoba mencederai kehidupan Ain Ni Ain dengan kebersamaan yang kokoh sehingga kehidupan kekeluargaan tetap terjaga dan berlangsung terus apalagi saat ini di mana orang Kei telah memiliki organisasi atau wadah ITANEM mestinya kebersamaan dan kekeluargaan masyarakat Kei. Oleh sebab Rahawarin berharap  ITANEM bisa menjadi wadah yang dapat menciptakan perdamaian.

Selain itu Rahawarin mengatakan dengan filosofi yang dimiliki orang Kei ini melalui wadah ITANEM agar dapat menularkannya kepada orang lain yang cinta damai.(ET)