Temu Anak Lintas Agama Di Masohi, Uskup Ngutra Tebarkan Program Satu Cinta Seribu Senyum

CM, MASOHI

Uskup Diosis Amboina, Mgr. Seno Ngutra mengatakan ada 2 program besar yang digagasnya sejak dirinya diangkat jadi Uskup Amboina yakni  kunjungan ke seluruh wilayah  kabupaten kota dengan didampingi oleh semua pemimpin agama di Provinsi Maluku. Itu berarti dengan adanya kegiatan temu remaja lintas agama ini ada keinginan bahwa anak-anak ini menjadi rol model bagi kehidupan umat beragama, juga memberikan kedamaian kepada semua umat dan masyarakat akar rumput.

Demikian antara lain penegasan Uskup Seno Ngutra kepada wartawan di Masohi, Minggu, 4/9/2022 usai membuka kegiatan temu anak dan remaja lintas agama di kota Masohi dimana pertemuan tersebut melibatkan anak-anak sekami dari katolik, kemudian anak-anak dari GPM dan juga dari komunitas Muslim.

Kepada wartawan Uskup Ngutra mengatakan, dirinya selalu menyebut bahwa kegiatan ini menjadi investasi umat beragama untuk masa depan karena pertama orang Maluku sudah 20 tahun lalu sangat porak-poranda dengan tragedi kemanusiaan yang begitu memilukan sehingga kerinduannya adalah semua anak Maluku dimanapun mereka berada ke depan akan menjadi generasi-generasi muda yang hidup damai, hidup dalam toleransi dan hidup basudara itu perlu diangkat, kata Uskup sembari mengatakan ini memang pekerjaan yang tidak gampang tetapi dirinya tidak pesimis sebaliknya harus optimis.

Menurut Uskup rasa optimisme itu dibangun dengan mengumpulkan anak-anak remaja lintas agama sehingga kemanapun dirinya berkunjung selalu dilakukan sehingga menjadi model dalam kunjungan-kunjungan kanoniknya di waktu-waktu mendatang.

"Kemana saja saya akan pergi dan berkunjung, kegiatan anak lintas agama harus menjadi ciri khas"ujar Uskup seraya menambahkan mengumpulkan anak-anak dari berbagai agama dan kepercayaan supaya sejak dini mereka belajar tentang: pertama mereka tahu bahwa ada anak-anak lain, teman-teman yang berbeda agama dan keyakinan dengan mereka tetapi perbedaan itu hendaknya tidak membuat  mereka terpisah satu dengan yang lain, bahkan membenci tetapi harus mereka menerima perbedaan itu sebagai kekayaan lalu ada rasa hormat, rasa cinta, rasa toleran terhadap anak-anak sebaya mereka.

Sementara itu pastor paroki St. Yohanes Penginjil Masohi, Pastor Pius Lawe selaku tuan rumah dalam kegiatan temu anak lintas agama ini kepada wartawan di Pastoran Masohi mengatakan kegiatan yang digagas oleh Bapa uskup dengan tema besar Satu Cinta seribu senyum ini menarik dan menurutnya berbicara dialog haruslah dimulai dari anak karena anak-anak itu polos dan dia tidak punya kepentingan apa-apa, tidak ada kepentingan ekonomi politik dan sebagainya.

Sementara dari pantauan media ini lebih dari 250 anak terhimpun dalam kegiatan temu anak lintas agama yang digelar di kompleks SD Naskat Masohi. Mereka terlihat sangat riang dan gembira, berbaur antara satu komunitas satu dengan yang lainnya bernyanyi bergoyang-goyang mengikuti irama lagu yang disajikan oleh para pendamping mereka dan satu hal yang menarik adalah anak-anak itu secara spontan menjawab pertanyaan Bapa Uskup soal jika di komunitasnya ada kegiatan maka akan mengundang dan melibatkan sesama mereka dari komunitas lainnya.

Terpantau sebelum mereka berbaur di lapangan kompleks sekolah untuk aktivitas bermain sambil bernyanyi mereka terlebih dahulu mengikuti acara serimonial pembukaan di dalam ruangan sekolah dan bertemu langsung dengan Uskup Amboina yang didampongi sikjen Keuskupan Amboina, pastor Anton Kewole Lerek, Pr dan Sekretaris Keuskupan Amboina, pastor Agus Arbol, Pr. Dimana Pastor Paroki St. Yohanes Penginjil Masohi selaku tuan rumah menyapa mereka sekaligus memperkenalkan kepada anak-anak lintas agama.

Seraya memperkenalkan Pastor Pius mengatakan anak-anak pantas bersyukur karena lewat acara ini Bapa Uskup dan para pemimpin Agama seperti ketua MUI dan Ketua Sinode yang diwakili oleh Ketua Klasis GPM Masohi berkenan hadir dan menjumpai anak-anak sekalian.(ET)