SMAVER Tak Pakai Sistim PTS Secara Bersamaan Waktu

CM, AMBON

Kepala SMA Xaverius (SMAVER) Ambon, RD. Pius Titirloloby mengatakan soal penerapan Penilaian Tengah Semester (PTS) di SMAVER Ambon sejak penerapan kurikulum K-13 di awal-awalnya memang dilakukan bersama dalam arti ditentukan waktu khusus PTS yang dulu dikenal dengan sebutan Ulangan Tengah semester dimana para guru bersama-sama menyusun soal kemudian ditentukan waktu untuk ulangan .

Sementara itu sejak tahun 2017 atau tahun 2018 telah disepakati untuk nilai Tengah semester diserahkan bagi kebijakan guru masing-masing dimana guru menyesuaikan dengan materinya jika guru merasa materinya sudah selesai maka boleh melaksanakan tes bagi siswa kemudian nilainya dimasukan agar selanjutnya disampaikan kepada orangtua siswa. 

"Jadi sesuai dengan materinya, KD (Kompetensi Dasar) satu dua lalu mereka berpikir itu tengah semesternya sudah harus bikin maka mereka langsung bikin PTSnya"ujarnya sambil menambahkan prinsipnya PTSnya ada tapi tidak bersamaan waktunya. Nanti setelah itu baru nilainya direkap dan diserahkan kepada orang tua untuk evaluasi Tengah Semester. 

Hal ini berbeda dengan sekolah lain yang nenentukan waktu yang bersamaan untuk penyelenggaraan secara bersama dan bersamaan.

Disebutkan hal yang sama juga berlaku ketika saat ini sekolah menggunakan Kurikulum Merdeka yang mana para guru diberikan keleluasan untuk mengatur strategi pembelajarannya,  termasuk penilaiannya

"Jadi sistim penilaiannya bagaimana dikasih ke guru, termasuk PTSnya di mana sekarang dipakai normative dan sumatif" sebutnya.

Menurut Pastor Kepsek jika sistim penilaian yang menggunakan sistim formatif itu mengisyaratkan  setiap KD itu ada evaluasi tentang tingkat ketercapaian kemudian dari situ para guru akan membuat asesmen kemudian pembaharuan pembelajaran supaya bisa meningkatkan daya serap dari peserta didik, nanti pada akhir semester barulah dilakukan penilaian sumatif untuk masuk dalam laporan pendidikan siswa.

Ditambahkan kepsek bahwa  dengan penggunaan dua sistim penilain itupun mata pelajarannya untuk masing-masing sekolah berbeda untuk kelas 10 karena menurut pastor bisa saja guru mata pelajaran pakai sistim bloking (blok) mapel yang mana dihitung harusnya dalam 1 tahun pelajaran mengikuti penerimaan laporan pendidikan di akhir tahun pelajaran. Sebagai contoh mapel IPA dimana dalam kurikulum hanya disebut IPA padahal di dalamnya ada Fisika, Biologi, kimia dimana dalam pelajaran diberikan alokasi waktu dengan demikian mapel seperti ini akan selesai dalam 1 tahun pelajaran bukan satu semester.(ET)