SMA Kristen YPKPM Ambon Gelar Talk Show Bertemakan Bangunlah Jiwa Raganya

CM, AMBON

Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku atas nama Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku   berkenan membuka dengan resmi penyelenggaraan Talk Show sehari SMA Kristen YPKPM Ambon yang merupakan salah satu sekolah penggerak di Provinsi Maluku, khususnya di kota Ambon, Rabu, 10/8/2022.

Kadis Dikbud, Dr. Ir. Insun Sangadji, M.Si dalam sambutan tertulisnya  mengatakan, kegiatan talk show yang menampilkan 2 kegiatan yang besar sebagai bagian yang tak terpisahkan dari Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, sebagai kegiatan yang juga tidak terlepas dari SMA Kristen YPKPM sebagai Sekolah Penggerak angkatan pertama di Provinsi Maluku.

Dikatakan, terkait dengan dua topik besar yang diusung yakni Anti Intoleransi dan Anti Petundungan" di bawah tema "Bangunlah Jiwa Raganya",  dimana kalau berbicara tentang anti intoleransi maka secara matematika sebenarnya ada dua ingkaran. "Jadi kalo dua  ingkaran maka dengan demikian nilainya positif"ujarnya.

Sambil melanjutkan bahwa yang ditegakkan dalam dua topik ini adalah "toleransinya".

Menurutnya, berbicara tentang Toleransi maka orang Maluku telah memahami dan telah mempraktekkannya, walaupun Maluku pernah memiliki sebuah peristiwa konflik kemanusiaan tetapi lewat  dari periode itu Maluku rata-rata miliki toleransi yang sangat  tinggi, salah satu dari  bukti yang menunjukkan bahwa orang Maluku itu memiliki toleransi yang tinggi, Sebut Sekdis yakni Sekretaris Disdikbud provinsi Maluku, Husein yang adalah berasal dari suku Buton, yang lahir di Buton dan besarnya di Ambon serta menikah di Maluku itu bisa jadi Sekretaris dinas Dikbud provinsi Maluku. "Jadi sering saya bilang-bilang jangan berbicara dengan orang Maluku kalau berbicara tentang toleransi",tegasnya.

Sementara itu di tempat yang sama kepala SMA Kristen YPKPM Ambon, Dra. E. Laturiuw, M.Si mengatakan tema besar dari Talk Show adalah Bangun Jiwa Raganya dan mengambil dua topik besar yakni Anti Intoleransi dan Anti perundungan.

Menurutnya jika berbicara tentang dua topik tersebut maka kembali ke Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,  yakni Menteri Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A. yang menyebutkan adanya 3 dosa besar di satuan pendidikan. Pertama. Anti Toleransi. Kedua.. perundungan dan Ketiga. Seks Bebas. bahkan menurut Kepsek  kalau ikuti survey lingkungan belajar ada banyak juga pertanyaan tentang 3 hal di atas, Oleh sebab itu mengapa pihaknya mengangkat topik anti intoleransi ? Karena di setiap sekolah dijumpai adanya pelanggaran Intoleransi dan perundungan. "Kita melihat hal-hal yang kita anggap kecil, misalnya kita membuat diskrinasi, kita memaksa anak mengikuti kehendak kita" ujarnya sambil menambahkan itu juga bagian dari in toleransi yang harus juga dihindari.

Menurut Kepsek Laturiuw akhirmya ujung-ujungnya bagaimana menciptakan rasa aman dan rasa bahagia bagi anak-anak yang ada di sekolah.

Sementara itu pengawas binaan sekolah merangkap pengawas ahli  A.S.M. Palyama M.Pd mengatakan sudah kurang lebih 3 tahun selaku pengawas Pembina di SMA Kristen YPKPM Ambon dan setelah sekolah itu ditetapkan sebagai sekolah penggerak sudah kurang lebih 2 tahun sudah banyak perubahan terjadi di sekolah  tersebut karena manajemen dan tatakelola yang dibuat oleh ibu kepala sekolah sangat luar biasa dengan ide-ide dan inovasi yang sangat luar biasa sehingga menurut SMA Kristen YPKPM bisa layak menjadi sekolah percontohan bagi sekolah-sekolah lain.

Disebutkan hal ini bukan sekedar membanggakan sekolah akan tetapi dirinya menyaksikan sendiri berbagai perubahan dan perkembangan di sekolah tersebut.

Menurutnya sumberdaya yang dimiliki ibu kepala sekolah bukan saja dirasakan oleh SMA Kristen YPKPM Ambon tetapi juga sudah dibagikan ke kabupaten kota lain di luar kota Ambon seperti di MBD dan di Kota Tual terutama ide-ide untuk mengembangkan sekolah penggerak ke depan.

Pengawas juga memberikan apresiasi karena kehadiran Kepsek Laturiuw dengan kreativitas dan berbagai inovasinya dapat mempersiapkan sumber daya tenaga guru yang handal karena memang untuk sekolah penggerak haruslah dimulai dari penyiapan sumberdaya , yang unggul baik kepala sekolahnya, gurunya dan juga siswa.(ET)