Kurikulum Merdeka Ciptakan Karakter Siswa Yang Kreatif Disamping Knowledge
CM, AMBON
Kepala SMA Kristen YPKPM Ambon, Dra.E.Laturiuw,M.Si didampinggi Pengawas mengatakan, Sekolah Penggerak sebetul ada pada paradikma baru kurikulum Merdeka 1 dan 2 itu dia punya proyek profil belajar Pancasila
Demikian antara lain penegasan kepsek Laturiuw kepada wartawan di Ambon, pekan lalu.
Diakui Kepsek jika sasaran dari sekolah penggerak bukan cuma membentuk siswa tentang knowladge atau pengetahuan saja tetapi juga karakter. "Itu yang jadi konsentrasi kami di sekolah penggerak ini"sebut Kepsek Laturiuw seraya menambahkan sebelum menjadi sekolah penggerak pihaknya juga sudah melaksankan program-program tersebut akan tetapi saat ini setelah menjadi sekolah penggerak maka pihaknya secara rutin melaksanakan hal tersebut terutama sebagai implementasi kurikulum merdeka dan penguatan projek profil belajar Pancasila.
Menyoal tentang perbedaan Kurikulum Merdeka dan Kurikulum K-13, Kepsek Laturiuw mengatakan sebetulnya tidak beda antara K-13 dan Kurikulum Merdeka karena kompetensi-kompetensi dasar yang ada pada K-13 merupakan irisan yang diambil cukupannya pada capaian pembelajaran di kurikulum Merdeka. "Sebetulnya tidak berbeda jauh hanya mungkin kegiatan-kegiatan yang dilakukan lebih memerdekakan siswa dengan konsep Pak Dewantara tadi.
Selanjutnya, sekarang dengan penerapan kurikulum merdeka maka guru memberi kebebasan kepada siswa"ujarnya..
Sebagai contoh, sebut Laturiuw, kalau dulu guru mengajar maka siswa harus mengikuti guru seluruhnya. Tapi dengan kurikulum merdeka kebebasan diberikan kepada siswa dimana siswa dengan gaya belajarnya, kodratnya guru menyajikan materi kepada siswa.
Ditanya soal manfaat kurikulum merdeka yang telah dijalankan oleh SMA Kristen YPKPM Ambon yang telah berjalan sudah 2 tahun, Kepsek Laturiuw yang akrab dengan panggilan bu Lany mengatakan dari sisi manfaat sangat luar biasa, hal ini terlihat dari perubahan karakter dari siswa-siswa di kelas. Sebagai contoh anak-anak langsung merespons pertanyaan dari Sekdis Dikbud provinsi saat melakukan pertanyaan pada pembukaan talk show, terangnya.
Meskipun demikian Laturiuw mengakui belum 100% terjadi perubahan akan tetapi paling tidak perkembangan perubahan akan nampak pada 3 tahun ke depan. Dan Laturiuw kemudian mengatakan dirinya percaya jika sekolahnya rutin, kontinyu dan konsisten maka pihaknya akan dapat ciri-ciri anak-anak yang ke arah itu, meskipun tidak 100%.(ET)