Setelah Ditahbiskan, Uskup Inno Fokus Peningkatan Kualitas Imam, Pendidikan dan Umat Daerah Terpencil
CM.ProMal - Pada 8 Desember 2021, Mgr Seno Inno Ngutra resmi dipilih Paus Fransiskus sebagai Uskup Diosis Amboina dan akan ditahbiskan menggantikan Mgr.Petrus Canisius Mandagi MSC yang telah 27 tahun memimpin Keuskupan Amboina dan kini diangkat sebagai Uskup Agung Merauke.
Setelah ditetapkan sebagai Uskup Amboina terpilih, Mgr Inno Ngutra selanjutnya akan ditahbiskan, Sabtu, 23 April 2022 mendatang di Gereja Katedral St Fransiskus Xaverius Ambon. Uskup Inno akan memimpin umat Katolik di Keuskupan Amboina yang tersebar di Provinsi Maluku dan Maluku Utara.
Uskup Inno Ngutra juga memiliki program prioritas yang akan dijalankan untuk mengembangkan Keuskupan Amboina. ‘’Tentu saya tetap berpatokan pada hasil Sinode Keuskupan Amboina, karena itu adalah hal tertinggi dari gereja partikular. Visi yang ada harus direalisasikan dalam langkah menuju ke sana,’’ ungkap Mgr Inno Ngutra saat talkshow dengan tema “Arah Kebijakan Pastoral bersama Mgr Seno Inno Ngutra, Uskup Diosis Amboina Terpilih” yang dilaksanakan pada Minggu (3/5/2022) di Gereja Katedral yang juga disiarkan melalui channel youtube Katedral Ambon.
Menurut Uskup Inno, prioritas utama dalam memimpin Keuskupan Amboina adalah memperkuat imam yang ada. Tidak hanya dari sisi kuantitas atau jumlah, namun juga dari sisi kualitas.
Dikatakan, ukuran atau standar seorang imam diukur ketika imam tinggal bersama umat. ‘’Kedepan saya perkuat di daerah pinggiran. Kalau ada imam yang saya utus kesitu berarti bukan imam buangan. Tapi justru mereka yang berkualitas dan bagus karena mereka harus mengembangkan iman umat sehingga dibutuhkan imam yang berkualitas,’’ ujarnya menjawab pertanyaan Marsianus Reresi dan Dessy Renwarin yang didaulat sebagai moderator.
Dikatakan, para imam adalah rekan kerja yang paling utama. ‘’Mereka akan berada disamping saya untuk menjalankan reksa pastoral di keuskupan ini,’’ terangnya.
Uskup Inno mengaku, memang ada beberapa persoalan yang dihadapi para imam terutama dalam medan pastoral, dalam relasi dengan umat terutama dalam relasi dengan lawan jenis. ‘’Dan ini menjadi fenomena baru. Padahal dua tahun lalu, Paus sangat tegas mengatakan bahwa hal seperti ini harus diperhatikan dengan serius. Karena itu saya selalu kembali kepada apa yang menjadi motto tahbisan Uskup Mandagi yakni Nil Nisti Cristum yang artinya tidak ada yang lain, selain Kristus,’’ungkap Uskup Inno.
Dijelaskan, bila dimaknai motto ini secara mendalam maka para imam harus kembali pada hakikat imamat mereka yaitu ekaristi. ‘’Karena itu, kedepan saya akan sangat tegas kepada para imam, terutama dalam perayaan ekaristi. Banyak hal lain boleh anda (imam) malas dan sebagainya, tetapi untuk ekaristi saya tidak akan kompromi. Ini tugas utama dan justru itulah kekuatan para imam sebenarnya,’’ tandasnya.
Kemudian, lanjut Uskup Inno, dirinya juga sangat perhatian terutama kepada umat yang berada di lokasi yang jauh dari tempat pelayanan. ‘’Ini juga menjadi titik keprihatinan saya dengan tujuan saya ingin dimanapun mereka berada, mereka tetap akan menjadi bangga sebagai orang Katolik,’’ tandasnya.
Uskup Inno yang memiliki motto tahbisan, Duc in Altum (bertolaklah ke tempat yang paling dalam) mengatakan, dirinya juga memiliki impian. Pertama umat Katolik Keuskupan Amboina dimanapun mereka berada mempunyai pengetahuan tentang iman mereka. Kedua, mereka mampu mempertanggungjawabkan iman mereka. Dan Ketiga, kalau mereka punya pengetahuan dan mampu mempetahankan iman mereka, dalam arti semua pertanyaan mereka bisa jawab itu, maka akan memberikan kebanggaan kepada mereka sebagai orang Katolik.
“Dan inilah yang akan saya lakukan kedepan. Dan saya akan menggerakkan semua elemen dalam umat di keuskupan ini untuk kita bergerak bersama-sama,’’ tandasnya.
Suasana talkshow “Arah Kebijakan Pastoral” bersama Mgr Inno Ngutra di Gereja Katedral St Fransiskus Xaverius Ambon, Minggu (3/4/2022).-
UNIVERSITAS KATOLIK
Uskup Inno menegaskan, dirinya juga akan fokus pada persoalan pendidikan. Selama ini, apa yang menjadi visi dan misi gereja telah dilaksanakan dengan baik dimasa kepemimpinan Uskup Mandagi.
Dirinya berjanji akan melanjutkan apa yang telah dilaksanakan dan direncanakan sebelumnya.
Saat ini sudah ada program dari Keuskupan Amboina untuk mendirikan Universitas Katolik di Ambon. Untuk tujuan ini, dirinya tidak mau berlama-lama. Bahkan sudah ada pembicaraan dengan Ketua Yayasan agar segera dibentuk tim yang terdiri dari awam dan pastor.
“Harus ada program yang konkrit dengan mengundang pakar pendidikan untuk menghasilkan sesuatu yang bisa dibicarakan demi terwujudkan pembentukan Universitas Katolik. Dalam penerapannya, akan ditindaklanjuti dengan pembentukan kolose di tiap daerah. Di Ambon, Tobelo, Kei, Tanimbar dan lain sebagainya,”terangnya.
Menurut Uskup Inno, pendidikan adalah sesuatu yang sangat penting. Bahkan, dia mengingatkan kembali keyakinan Uskup Mandagi bahwa perubahan hanya bisa dilakukan melalui pendidikan.
‘’Ketika orang dididik dan diajar, mereka bisa merubah segala sesuatu. Baik itu ekonomi, akhlak dan lain sebagainya. Untuk itu, pendidikan tetap akan menjadi perhatian saya,”tegasnya.
KEMANDIRIAN EKONOMI
Sementara itu, dari sisi ekonomi, Uskup Inno mengatakan, potensi ini juga akan menjadi prioritas untuk dikembangkan. ‘’Seperti pendidikan, dalam bidang ekonomi nanti juga akan ada tim yang dibentuk. Tim ini juga akan melihat potensi-potensi ekonomi yang ada di umat. Seperti di Kei, Aru atau Tanimbar akan dilihat potensi ekonomi apa yang ada sehingga pengembangan dapat dilakukan lebih tepat,”tuturnya.
KELUARGA KATOLIK
Menyangkut persoalan keluarga Katolik yang bermasalah, Uskup Inno katakan, hal ini juga akan menjadi prioritas. Dengan latar belakang pendidikan dibidang hukum gereja, dirinya bersama pakar hukum gereja lainnya yakni Pastor Paul Kalkoy akan menyikapi hal ini.
“Yang masih kurang adalah kita belum membentuk tribunal instansi tingkat pertama di Keuskupan Amboina. Saya kira dalam waktu dekat bersama Pastor Paul Kalkoy yang khusus disekolahkan untuk itu, kita akan segera membentuk tribunal ini sehingga akan lebih mudah dalam menangani kasus-kasus perkawinan dalam keluarga Katolik,’’ tuturnya.
Namun, Uskup Inno mengingatkan bahwa langkah pencegahan agar tidak terjadinya persoalan dalam keluarga Katolik sangat penting dilakukan. ‘’Langkah preventif (pencegahan) harus kita lakukan adalah katekese mengenai makna dan hakekat perkawinan sudah harus kita berikan sejak awal. Mungkin sejak mereka bergabung dalam OMK (Orang Muda Katolik) sehingga bisa mencegah terjadinya kasus-kasus dalam perkawinan,’’tegas Uskup.
Pada kesempatan itu, Uskup Inno juga mengajak imam dan umat, untuk sama-sama menyatukan hati dan cinta membangun Keuskupan Amboina.
‘’Mari kita bekerja bersama-sama untuk membagikan 1000 bahkan jutaan senyum kepada umat yang lain dimana saja mereka berada lewat karya-karya kita. Saya tidak mau bekerja sendiri. Saya memang pengambil keputusan, tapi saya ingin kita bekerja bersama-sama berpikir tentang keuskupan ini,”ungkap Uskup Inno sembari mengajak mari kita melakukan tindakan nyata atas apa yang menjadi buah pikiran kita hingga berwujud nyata, teristimewa bagi umat yang kecil yang terpinggirkan dan yang terasingkan.
“Mari kita memberikan apa yang kita miliki untuk mereka sehingga mereka menjadi bangga sebagai orang Katolik dan dengan kebanggan itu mereka berbuat kebaikan sehingga umat beragama lain juga merasa bangga terhadap orang-orang Katolik di Keuskupan Amboina,’’ pungkasnya.
Diketahui Mgr Seno Inno Ngutra lahir pada 7 November 1970. Beliau merupakan Uskup Amboina yang keempat, melanjutkan kepemimpinan Mgr. Petrus Canisius Mandagi MSC. Sebelum menjadi Uskup Amboina, menjabat sebagai Sekretaris Keuskupan Amboina sekaligus dosen Hukum Gereja di Seminari Tinggi St. Fransiskus Xaverius Ambon.(PB)