Sambut Wisudawan STPAK ST.Yohanes Penginjil, DIRJEN Bimas Katolik Urai Sejarah penyebaran Ajaran Dan Agama Katolik Di Maluku

 

Ambon, cahayamaluku - Sekolah Tinggi Pendidikan Agama Katolik (STPAK) Santu Yohanes Penginjil Ambon kembali mewisudakan 26 Lulusannya, Jumat, 17/12/2021.di aula STPAK Santu Yohanes Penginjil Ambon dihadiri langsung oleh Dirjen Bimas Katolik RI Yohanes Bayu Samodro, M.Pd. dan Kakanwil kementerian Agama Provinsi Maluku  Hi. Jamaludin Bugis, S. Ag.

Dalam sambutannya, Dirjen Bimas Katolik memaparkan fakta sejarah lahirnya gereja katolik Indonesia yang awal dari Maluku. Dikatakan, berbicara tentang rempah maka kita akan berbicara tentang Katolik ajaran dan agama yang ikut muncul dan hadir di bumi tercinta Maluku.

Menurutnya Maluku adalah tempat pertama ajaran agama katolik berseni dan bertumbuh di bumi Nusantara ini bukan di tempat lain. Dikatakan sebagai mana diketahui bahwa sejarah gereja Katolik di Indonesia berawal dari kedatangan bangsa Portugis ke kepulauan Maluku dimana salah satu diantaranya adalah Santo Fransiskus Xaverius yang pada tahun 1546 sampai tahun 1547 datang mengunjungi pulau Ambon, Saparua dan Ternate. Dia juga membaptis beberapa ribu penduduk setempat

Disebutkan pula salah satu misionaris asal kristen katolik asal Portugis di Maluku adalah Simon Faas. Simon Faas adalah orang yang mengkristenkan sejumlah bangsawan Ternate, termasuk Tabari yang sempat menjadi Sultan Ternate pada 1533 hingga 1534. Pada 1536 Simon Faas tewas terbunuh. Setelah itu hadir Antonio  Golfao seorang tokoh militer Portugis  yang kemudian membuka sekolah Kristen katolik di Ternate.

Menurut Dirjen, penyebaran ajaran  kristen katolik  juga dilakukan di banyak  wilayah Maluku lainnya juga kemudian di kawasan Timor hingga akhirnya  Portugis berhasil diusir dari kepulauan Nusantara pada 1575.

Selanjutnya Dirjen mengatakan dengan mengingatkan kembali sejarah singkat kehadiran ajaran dan agama katolik di Maluku, dirinya mengajak seluruh komponen di Maluku secara khusus para wisudawan untuk merefleksikan kembali perjalanan kekatolikan di Maluku, refleksi tentang bagaimana tingkat pemahaman dan penghayatan kekatolikan masyarakat katolik di Maluku sebagaimana orang-orang yang tinggal di tempat dimana untuk pertama kalinya ajaran dan agama katolik hadir, "refleksi tentang bagaimana upaya kita secara khusus saudara-saudari yang hidup di Maluku untuk menjaga, menguatkan, menumbuhkan dan mengembangkan iman katolik di bumi Maluku ini"ujarnya seraya bertanya apakah sejarah ini selalu dan dapat menjadi salah satu pengobar semangat hidup kekatolikan di bumi tercinta ini? Dikatakan pertanyaan ini merupakan pertanyaan reflektif yang akan terjawabkan dalam kehidupan moderen ini.


Sementara Kepala Kantor Wilayah (kakanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Maluku, Hi. Jamaludin Bugis, S.Ag dalam keterangan persnya mengatakan, selaku orang Kemenag turut berbahagia, bersukacita dan bergembira dengan wisuda yang dilakukan oleh STPAK St. Yohanes Penginjil dengan mewisudakan 26 orang. "Ini berarti ini juga akan kita memanfaatkan untuk peningkatan kualitas pendidikan keagamaan di provinsi Maluku dan pesan dari  Keuskupan Amboina dalam sambutannya agar Kementerian Agama dapat memperhatikan kelulusan ini maka selaku Kementerian Agama Insya Allah amanat ini akan saya tindaklanjuti dengan memanfaatkan sarjana pendidikan S1 dari  STPAK Ambon ini sehingga membantu lembaga-lembaga pendidikan kita seluruh kabupaten kota.untuk itu maka hari ini selaku kakanwil Kementerian Agama Provinsi Maluku mengapresiasi apa yang sudah diperjuangkan oleh STPAK Provinsi Maluku"ujarnya.

Dukungan kementerian agama terhadap pengembangan dan penegerian STPAK  Santu Yohanes penginjil Ambon kakanwil mengatakan selama ini melalui Bimas Katolik kanwil Kementerian Agama Provinsi Maluku selalu dilakukan termasuk di  dalamnya perjuangan untuk melakukan upaya kesetaraan lembaga keagamaan di Provinsi Maluku pihaknya selalu mendukung.(LG)