Kalah Di Pengadilan Obet Nego Alfons Lakukan Pembohongan Dan Sebarkan Berita Hoax

CM, AMBONObeth Nego Alfons atau ONA rupanya tidak taat asas, kendati dirinya sudah dinyatakan secara hukum tidak lagi memiliki hak atas 20 Dusun Dati milik Jozias Alfons. 

Ketegasan ini disampaikan Evans Reinold Alfons dalam press rilisnya yang digelar di kediamannya,  Selasa 25/5/2021.

Evans menguraikan, Putusan pengadilan yang menyatakan ONA tidak berhak atas 20 Dusun Dati di Negeri Urimesing, kecamatan Nusaniwe Kota Ambon sesuai gugatan no 28/Pdt.G / 2019/Amb Jo putusan no 63 / Pdt/2019 PT.Amb dan proses kasasi no 2630 K/Pdt/2020 yang amarnya menyatakan permohonan kasasi ONA ditolak. 

"Atas sejumlah putusan tersebut, ONA dipastikan melawan putusan pengadilan dengan melakukan pembohongan publik, menyampaikan berita hoax secara langsung ke sejumlah masyarakat yang didatanginya" ujarnya. 

Dikatakan, praktek  pembohongan yang dilakukan ONA adalah melakukan pemasangan  pamflet, pengukuran lahan atau tanah yang berada di bilangan dati Intjipuan, dusun dati Batu Sombayang, dan  dusun dati Kudamati. 

Menurutnya, ONA diinformasikan sudah menghubungi pihak Telkom terkait tanah yang digunakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) , yang berada di bilangan dati Intjipuan dengan dalil bahwa dirinya adalah ahli waris utama 20 dusun dati. 

Tidak hanya itu, " kata Alfons " ONA  juga sudah melakukan provokasi di OSM, bahkan sudah bertandang ke perumahan RRI di kawasan Air Salobar, Kelurahan Nusaniwe Kota Ambon untuk melakukan kroscek status tanah berdirinya bangunan tersebut. 

Ironisnya semua dalilnya itu menggunakan putusan pengadilan yang adalah milik dari Evans Reynold Alfons pemilik atau ahli waris dari moyangnya Jozias Alfons.

"Yang saya heran, kok dalil ONA ini menggunakan putusan Pengadilan milik saya, dan orang tua saya dimana saya dan saudara-saudara saya bahkan orang tua saya berdarah-darah atas semua perkara yang harus kami hadapi, "ujarnya. 

Menjawab pertanyaan wartawan terkait apa yang dilakukan ONA Evans dengan tegas mengatakan ONA sudah melakukan perlawanan terhadap putusan Pengadilan, bahkan bersekongkol dengan pemerintah Negeri Urimesing untuk mengeluarkan keterangan ahliwaris atas nama dirinya, padahal sudah 45 tahun dia bukan lagi anak negeri Urimesing, tetapi dia adalah penduduk di kota Bogor. 

Tidak hanya itu, bahkan juga dibuat surat ahliwaris kepada Jozina Magdalena Alfons yang kini adalah warga negara asing, yakni warga negara Belanda. 

"Terhadap permasalahan ini, selaku pemilik 20 potong Dati yang sah, berpatokan pada putusan Pengadilan yang sudah memiliki kekuatan hukum tetap, saya sudah melaporkan ke Polda Maluku bagian Subdit 1 yang menangani persoalan hukum terkait tanah dan bangunan, "ujarnya. 

Selain di Polda Maluku, Evans juga menegaskan tentang langkah hukum atas dugaan pencurian dokumen milik Evans R.Alfons yang kini sudah dalam tahap penyidikan di Polresta Pulau Ambon dan pulau - pulau Lease. 

"Sikap ONA yang tidak mau tahu dengan bukti hukum maka saya sudah proses ke rana hukum Pidana" ujarnya. 

Untuk itu, Evans meminta kepada masyarakat untuk tidak terkecoh dengan aksi dari ONA atau pihak manapun karena akibatnya fatal. 

"Mestinya masyarakat harus bertanya, kapan beliau lakukan tugas sebagai anak Negeri Urimesing, dan sejak kapan beliau ada di Ambon atau di Negeri Urimesing. "terangnya. 

Evans juga menegaskan, untuk mendukung aksi ONA, diduga ada keterlibatan, Barbara Jaqulien Saiya, anak dari Magdalena Alfons, yang juga harus diwaspadai karena merupakan oknum dari penyebar berita bohong.

"Bahkan dirinya, diduga adalah anak zina, hasil hubungan gelap yang sama sekali tidak memiliki hak yang atas dusun dati, hanya memiliki hak piara. Sesuai UU no 1 tahun 1974 tentang perkawinan yakni anak sah dan anak diluar perkawinan atau tidak sah. 

Hal ini juga termaktup didalam KUHAP perdanan No 283, tentang penentuan anak yang dilahirkan karena perzinahan atau pernodaan darah (incest sumbang) tidak boleh diakui tanpa mengurangi kententuan pasal 273 mengenai penodaan darah.(PB)