66 Persen Ortu Siswa SMAVER Kehendaki Belajar Tatap Muka Di Kelas


CM, Provinsi Maluku

Kepala SMA Xaverius (SMAVER) Ambon, RD. Pius Titirloloby mengatakan setelah dilakukan survey dari pihak sekolah terhadap orang tua (ortu) siswa di sekolah tersebut sebanyak 66 persen orangtua menghendaki agar sekolah segera menerapkan proses belajar dengan cara tatap muka langsung di kelas, sementara 34 persen lainnya masih menginginkan proses sekolah berlangsung dengan cara daring sebagaimana yang telah berlangsung satu tahun belakangan ini.

Demikian antara lain penegasan Kepsek SMAVER kepada wartawan di ruang kerjanya, Rabu, 27/01/2021.

Dikatakan, pasca liburan panjang Natal dan Tahun Baru (NATARU) sekolahnya masih menerapkan model sekolah Daring karena hingga saat ini belum ada tindak lanjut dari 4 Menteri yang konon menghendaki agar sejak Januari 2021 sudah diberlakukan model pembelajaran  luring atau tatap muka langsung di kelas.

Menurutnya bahkan sampai saat ini belum ada petunjuk teknis dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan provinsi Maluku. Oleh sebab itu pihaknya telah melakukan prose pembelajaran dengan tetap dalam model Daring..

Menurutnya sambil menunggu petunjuk teknis dari dinas pendidikan dan kebudayaan, pihaknya telah melakukan survey terhadap para orangtua siswa dimana ada 66 persen  siswa setuju untuk bisa dilakukan secara off line atau tatap muka langsung di kelas dan hanya 34 persen yang belum setuju belajar secara off line. Meskipun demikian menurut kepsek yang juga pastor ini menjelaskan pihaknya tetap berkomunikasi dengan para orangtua tersebut dan juga dengan pemerintah untuk menindaklanjuti kebijakan pemerintah itu..

Disebutkan jika mengacu dari keputusan 4 Menteri terkait itu maka pihak sekolah sudah siap sesuai dengan ketentuan yang diturunkan mulai dari sarana dan prasarana yang memenuhi protokol kesehatan jika proses pembelajaran harus dilakukan secara luring atau off line.

Terkait soal pulsa data bagi siswa menurut pastor Titirloloby, pihaknya belum mengecek apakah pemerintah masih mengirim data seperti tahun lalu namun jika tidak maka pihak sekolah tetap akan membantu siswa yang tidak mampu sementara siswa yang mampu diharapkan agar dapat memenuhi kebutuhannya sendiri.(PB)