Yohanis Menggemakan Yesus Sebagai Anak Domba Allah Yang Menghapus Dosa Dunia
CM.Com, KOTA AMBON
Pastor Paroki Hati Kudus Yesus Batu Gantung Ambon, Pastor Anthon Kaseger, MSC., dalam khotbahnya pada perayaan Ekaristi di Pekan Biasa ke-2, minggu 19/01/2020 antara lain mengatakan, bacaan-bacaan Kitab Sucinya hari ini, jika ditarik benang merahnya, masih ada hubungannya dengan minggu-minggu sebelumnya yakni pesta Pembaptisan Tuhan bahkan Natal dalam sudut pandang tertentu yaitu Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia, demikian antara lain penegasan Pastor Anthon dalam khotbahnya.
Dikatakan, dalam kaitan dengan Natal yaitu, pada saat Yesus dilahirkan, ia dilahirkan di kandang dan dibungkus lampin yang secara langsung maupun tidak langsung menjuk kesamaannya dengan cara umat masa itu jika mempersembahkan kurban anak domba yang terbaik dari induk yang terbaik pula kepada Allah.
Menurutnya bahwa kelahiran di kandang domba dan dibungkus lampin itu mau menunjukkan bahwa Dia mau dipersembahkan dengan cara tertentu seperti orang-orang sezamannya yang mempersembahkan kepada Allah domba yang terbaik yang suci dan terhitung kudus karena iya belum tercemar dengan apapun juga. Dan kehadiran Yesus, kata pastor Kaseger, menggambarkan tentang semuanya itu baik secara langsung maupun tidak langsung.
Lebih lanjut pastor Anthon mengatakan bahwa pada pesta Pembaptisan Tuhan Yesus, minggu yang lalu, Dia dimaklumkan oleh Allah sebagai "Putra yang Kukasihi" dan minggu ini gemanya oleh manusia yakni Yohannis Pembaptis (dari piha manusia) yang mengumumkan Yesus adalah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia. Dialah Putra Allah. “Jadi lengkaplah pemakluman awal tentang siapa Yesus yang memulai tugas perutusannya secara istimewa”, ujarnya sambil menambahkan penegasan tentang bagaimana kasih karunia Allah itu tinggal di tengah-tengah kehidupan manusia.
Hal itu nyata dalam Kitab Yesaya yang menegaskan penyertaanya dalam kehidupan umat pilihannya yang sekaligus menubuat tentang Yesus Kristus yang menjadi bukti kasih dan untuk menghadirkan keselamatan bagi seluruh bangsa, menghapus dosa-dosa dan sebagainya; dan juga dalam Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus yaitu bahwa Allah senantiasa menyertai umatNya setiap saat maka hendaknya kita mensyukuri itu dengan tindakan-pewartaan akan kasih Allah tersebut. Kemudian ditegaskan dalam bacaan Injil tentang Yesus yang adalah Sang Juru Selamat, Sang Anak Domba yang hadir untuk menyerahkan seluruh kehidupanNya untuk kiya semua.
Menurut Pastor Paroki HKY kaitan dengan Yesus yang dibaptis di sungai Yordan, Yesus memulai karya PerutusanNya yang diketahui penuh dengan penderitaan dan kelak akan berakhir dengan wafatNya di kayu Salib untuk keselamatan umat manusia.
Oleh karena itu, menurut Pastor Kaseger konsekwensi logis dari makna perayaan Natal dan pembaptisan Yesus di Sungai Yordan serta pernyataan Yohannis Pembaptis tentang Yesus yang adalah Anak Domba Allah, jika ditarik benang merahnya, yaitu pertama selaku pengikut Yesus Kristus, umat diajak datang ke gereja untuk mendengarkan sabda Tuhan. "Allah mengajak umatNya untuk mendengarkan". tandas pastor sembari menambahkan mendengarkan berbeda artinya dengan sekedar mendengar. Karena pengertian dari “mendengarkan” berarti memahami dengan sungguh, mengerakan iman dan membentuk tindakan yang sungguh-sungguh.
Menurut pastor paroki yang telah 3 tahun ini menggembalakan umat HKY ini, untuk bisa mendengarkan Sabda Tuhan dan berjumpa denganNya dalam Ekaristi perlulah bersama dalam koinonia atau persekutuan dalam gereja. Karena itu, merenungkan sabda Tuhan hari ini umat pertama-tama diajak untuk datang ke Gereja dan terlibat secara aktif dengan segala sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan menggereja. Disebutkan pula ungkapan Latin “nemo dat qoat non habet”, (tak seorangpun bisa memberi jika tidak memilik), karena jika orang tidak datang ke gereja maka tidak memiliki apa-apa dan tidak bisa pula memberikan apa-apa pula sebagai ungkapan iman kepercayaannya dalam hidup bersama orang lain, karena setelah datang ke gereja selanjutnya umat diajak untuk mendengar Sabda Tuhan dengan sungguh-sungguh dan melaksanakannya dalam sebuah perutusan seperti Yohanes Pembaptis membuat perutusan dengan mewartakan Kristus di tengah-tengah kehidupan kita.(LGL)