Sosialisasi Hadapi Bencana Gempa dan Tsunami
CM.com, KABUPATEN MALUKU BARAT DAYA
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Maluku Barat Daya MBD John pattinama mengatakan sesuai dengan dipa Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten mbd tahun 2019 terdapat anggaran sosialisasi terhadap apa alam gempa dan tsunami maka pada tanggal 13 November 2019 Badan Penanggulangan daerah kabupaten MBD menyelenggarakan kegiatan sosialisasi pengenalan bahaya gempa bumi dan tsunami bagi para siswa SD, SMP dan SMA di kabupaten MBD.
Demikian antara lain penjelasan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten MBD John pattinama kepada wartawan di ruang kerjanya,Kamis 14 November 2019.
Dikatakan sesuai dengan Dipa pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten MBD tentang sosialisasi bahaya gempa dan tsunami pihaknya mendatangkan narasumber dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Maluku untuk melaksanakan sosialisasi yang melibatkan tiga tingkatan sekolah SD SMP dan SMA dengan jumlah siswa sebanyak 150 orang yang termasuk para guru.
Menurutnya sosialisasi ini merupakan salah satu upaya kesiapsiagaan siswa dan juga guru bahkan masyarakat dalam menghadapi bencana gempa bumi dan tsunami yang belakangan ini cukup sering terjadi gempa di Maluku. "Jadi acaranya sudah kita laksanakan melibatkan kurang lebih 150 siswa dan guru dari ketiga tingkatan SD SMP dan juga SMA di kota Tiakur" ujarnya.
Dikatakan saat pelaksanaan sosialisasi baik siswa maupun guru nampak sangat antusias menerima materi dari para narasumber yang datang dari Ambon. Kepada wartawan pattinama mengatakan kegiatan ini memang dikhususkan bagi para siswa SD SMP dan SMA.
Patinama juga menyebutkan usai pelaksanaan sosialisasi bahaya gempa bumi dan tsunami bagi para siswa maka pada tanggal 14 November 2019 pihaknya melanjutkan dengan kegiatan pembentukan Desa tangguh pertama sebagai pilot project dan yang terpilih adalah desa wakarleli Desa ini dipilih menurut pattinama karena Desa ini pernah melaksanakan simulasi evakuasi Mandiri pada tahun lalu Oleh sebab itu maka tahun ini ditingkatkan menjadi Desa tangguh bencana sebagai pilot project.
Google disebutkan pada hari pertama kegiatan di desa wakarleli telah dilakukan kegiatan yang mengarah kesepuluh kriteria yang harus dipenuhi oleh sebuah desa yang disebut sebagai Desa tangguh bencana dan sebagai langkah konkrit kami telah merekrut 40 warga desa yang akan dilatih menjadi relawan yang nantinya akan memberikan motivasi kepada ada warga masyarakat desa wakarleli. Selanjutnya jika terjadi bencana ke 40 orang warga desa wakarleli ini akan menjadi relawan untuk siap memotivasi warga masyarakat wakarleli untuk bertindak menyelamatkan diri misalnya ada terjadi gejala gejala tsunami maka ke-40 orang ini sudah tahu bahwa untuk mencapai Pantai Selatan ini hanya butuh waktu 10 menit.
Pattinama selanjutnya menjelaskan bahwa motor yang yang dipegang oleh Badan Penanggulangan Bencana adalah 20 dan 10 itu artinya ketika terjadi gempa ada waktu 20 detik dan sesudahnya 10 menit kemudian warga harus meninggalkan garis pantai di selatan ini itu berarti setelah terjadi gempa 20detik kemudian para relawan harus berlari dan mengevakuasi warga masyarakat setinggi 20 m dari permukaan laut waktunya adalah 10 menit jelasnya Hal ini dikarenakan hempasan dari tsunami itu sejauh 18 sampai 20 m dari garis pantai. Oleh sebab itu masyarakat harus mengungsi sejauh atau setinggi 18 sampai 20 m dari permukaan laut.
Kepada wartawan pattinama mengatakan pihaknya bersama dengan narasumber dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Maluku setelah melakukan pembekalan dan sosialisasi bagi warga desa wakarleli terutama bagi 40 tenaga relawan yang telah disiapkan.(LGL)