Didukung Yayasan Persekolahan Katolik, SMA Xaverius Ikut UNBK 2017
Ambon, cahayamaluku.com
Kepala Sekolah Menegah Atas (SMA) Xaverius Pastor Pius Titirloloby
mengatakan dengan dukungan penuh dari Yayasan Persekolahan Katolik Keuskupan Amboina, SMS Xaverius Ambon
akhirnya mengikuti Ujian Nasional Berbasis
Komputer (UNBK) Tahun 2017 bersama
dengan sejumlah SMA di kota Ambon dan Pfrovinsi Maluku. Demikian antara lain penegasan Tititrloloby kepada
wartawan di Ambon, Rabu, 08/03.
Dikatakan, untuk mengikuti ujian nasional tahun
2017 yang telah dimulai dengan
Ujian Sekolah yang berlangsung sejak 28 Februari lalu, sma Xaverius dan SMP Katolik Ambon sama-sama
mengikuti ujian berbasis komputer.
Hal ini terjadi karena didukung oleh Yayasan
Pendidikan Katolik
Keuskupan Amboina yang mensuport perangkat Komputer bagi kedua Sekolah ini untuk bergabung dengan sekolah-sekolah
lain di kota Ambon khususnya dan
Provinsi Maluku umumnya dalam mengikuti UNBK. Hal itu juga dimungkinkan karena kedua sekolah tersebut berada
dalam satu lingkungan.
Menurutnya dengan jumlah siswa sebanyak 78 siswa
yang tersebar dalam dua jurusan,
IPA dan IPS, akan diatur sedemikian rupa sehingga para siswa dibagi dalam 3 sesi, sementara perangkat
komputer yang tersedia sebanyak 39
unit yang dilengkapi dengan tiga perangkat server.
Dijelaskan kalo untuk mempersiapkan para siswa
dalam menghadapi UNBK itu sendiri telah dilakukan simulasi pertama pada bulan November 2016,
meskipun saat simpulasi pertama terjadi sedikit
kesulitan mengingat sejak pukul 0.30
WIT, siswa di Ambon telah siap sementara perangkat di Pusat belum terbuka, namun pada simulasi kali kedua
yang berlangsung bulan Februari
2017, kata Titirloloby, siswa di sekolahnya telah siap dan semua kegiatan simulasi berjalan lancar
mengingat waktu yang digunakan
untuk memulai simulasi telah sesuai dengan kesiapan perangkat secara nasional sehingga para siswa tidak
mengalami hambatan yang berarti,
bahkan tidak ada hambatan sama sekali.
Kepada wartawan Titirloloby menjelaskan setelah
dua kali melakukan simulasi,
ternyata masih terdapat beberapa nilai siswa yang masih perlu diorong karena rata-rata masih di bawah standar,
bahkan secara keseluruhan hanya bahasa
Inggeris saja yang telah bagus nilainya sementara mata pelajaran lain masih di bawah standar sehingga perlu
mendorong siswa di sekolahnya untuk lebih banyak
belajar guna mencapai nilai yang bagus
di ujian nanti. Titirloloby
mengakui ada dorongan dari dinas Pendidikan Provinsi Maluku agar nilai-nilai yang dicapai oleh para siswa
harus jauh lebih baik, bukan penekanannya
pada kelulusan akan tetapi lebih dari itu dinas pendidikan menyarankan agar nilai-nilai yang akan dicapai oleh
siswa diusahakan agar lebih baik dari sekedar nilai
standar kelulusan.
Kepada wartawan Titirloloby mengatakan selakuku
kepala sekolah dirinya berterima kasih dengan adanya simulasi dua kali yang memberikan
gambaran tentang nilai yang dicapai para siswa
calon ujian mengingat dengan gambaran
nilai tersebut akhirnya memacu pihak sekolah untuk melakukan evaluasi terhadap proses belajar mengajar dan
persiapan guru maupun siswa dalam
menghadapi ujian nasional tahun 2017 ini, “Bukan soal kelulusannya tapi nilainya naik dengan
mengingatkan lagi para guru untuk mengevaluasi
nilai sebelumnya, soal-soalnya bagaimana, materi-materi yang belum dikuasai oleh siswa agar harus dibuat
pembekalan lagi”, jelas Titirloloby sambil menambahkan
hal itu sebenarnya sudah dibuat
oleh para guru di sekolah akan tetapi dinas pendidikan mengingatkan lagi para guru dengan melihat
hasil dua kali simulasi tersebut.
Selanjutnya Titirloloby mengatakan pihaknya
juga membantu para siswa untuk ujian offlinenya di mana pihaknya bekerja sama dengan sejumlah
sekolah di Ambon untuk membuat soal-soal ofline
yang diinput sendiri untuk
menyelenggarakan ujiannya. Titirloloby
juga menjelaskan untuk pelaksanaan ujian sekolah, pihaknya sudah lebih dulu menyelenggarakannya karena sebelumnya
telah ada kesepakatan untuk pelaksanaannya
mulai dari tanggal 28 Februari sehingga
ujian sekolah telah dilakukannya yakni tiga hari praktek menyusul ujian teori.
Menurut Titirloloby manfaat dari ujian berbasis komputer adalah tidak banyak mengunakan ruangan sehingga meskipun ujian
sekolah berlangsung tetapi tidak mengganggu
operasional sekolah seperti biasanya. Selain itu soal pengawasan juga tidak terlalu banyak
menggunakan tenaga pengawas yakni
para guru, disamping juga membantu para siswa dalam efisiensi waktu saat mengisi jawaban, dibandingkan dengan
ujian berbasis kertas yang harus
menggunakan banyak waktu untuk mengisi data dan mengoles.(CM-01)