Tahun Baru Imlek Kini Telah Jadi Milik Seluruh Bangsa Indonesia
Ambon, cahayamaluku.com
Jewerissa:Budaya Imlek dengan segala keunikannya jadi budaya bangsa Indonesia.
Ketua Waluby Maluku, J, Jewarissa mengatakan sejak pemerintah Indonesia menetapkan Imlek sebagai salah satu hari Besar Nasional tujuh tahun yang lalu maka Tahun baru China atau imlek kini bukan lagi semata menjadi milik dari Etnis keturunan China melainkan kini menjadi milik seluruh bangsa Indonesia. Demikian antara lain penegasan Jewarissa dalam sambutannya pada Jumat malam pekan lalu saat merayakan Imlek di gedung Baeleo Ekumene Ambon. Dikatakan, menyadari betapa besar penghargaan negara terhadap etnis Tionghoa melalui penetapan tahun baru China sebagai salah satu hari besar nasional itu berarti tahun baru Imlek tidak lagi menjadi warga negara keturunan Tionghoa tetapi tahun bariu Imlek merupakan milik bersama masyarakat Negara Kesatuan republik Indonesia sekaligus tahun baru Imlek dengan segala keunikannya telah menjadi Asset budaya bangsa Indonesia.
Menurutnya dengan adanya penetapan Imlek menjadi salah satu hari besar Nasional itu secara langsung maupun tidak langsung merupakan sebuah pengakuan pemerintah Indonesia terhadap kehadiran etnis Tionghoa di Indonesia menjadi warga negara NKRI. Selanjutnya menurut Jewarissa pelaksanaan Imlek yang selalu berlangsung selama 15 hari sesuai budaya Imlek bukanlah semata-mata merupakan momen untuk bergura hura belaka melainkan lebih dari itu merupakan sebuah kebuadayaan yang erat hubungannya dengan pemujaan dan penghormatan kepada para leluhur yang disadari sungguh bahwa karena merekalah anak-cucu dan keturunan selanjutnya ada di muka bumi ini.
Oleh sebab itu sesuai budaya Imlek pada hari pertama. Menurutnya, bagi etnis Tionghoa pada saat tahun baru imlek adalah satu karunia untuk melaksanakan pemujaan kepada leluhur melalui berbagai cara pemujaan, di antaranya berziarah sekaligus membersihkan makam para leluhur yang bermakna sebagai bukti penghormatan dan balas budi kepada para leluhur juga dipersembahkan penghormatan kepada arwah para leluhur yang terkandung makna kegembiraan saat menyambut tahun baru imlek oleh manusia di dunia ini dapat dinikmati juga oleh para leluhur di alam yang lain. Dengan kata lain segala yang dilakukan merupakan perwujudan dari perhormatan dari anak cucu yang masih hidup kepada orangtua dan leluhur yang telah meninggal karena bagi orang Tionghoa orangtua adalah segala galanya.
Menurutnya apa yang dilakukan oleh Etnis Tionghoa dalam menyambut Imlek tersebut bukan merupakan wujud penyembahan berhala melainkan semata-mata merupakan sebuah budaya yang telah lama ada sejak etnis Tionghoa ribuan tahun yang lalu, dan menurutnya hal ini tidak akan merupakan benturan antara para pemeluk agama-agama di Indonesia dengan etnis Tionghoa karena de factonya 90 persen lebih dari para etnis Tionghoa di Indonesia telah memeluk agama-agama di Indonesia yang mampu memahami akan budaya Imlek dimaksud.(CM-01)