Akta Peresmian Gedung Gereja Merupakan Bukti Kasih Setia Tuhan
Ambon, cahayamaluku.com
Akta Peresmian Gedung Gereja merupakan satu bukti kasih setia
Tuhan yang
tidak pernah berhenti, karena itu Gereja yang selalu menjalankan amanat Teologis adalah gereja yang ingin hidup dalam
karya menanam dan menyiram.
Demikian sambutan Gubernur Maluku, Ir.Said
Assagaff dalam Penthabisan Gedung
Gereja Imanuel Jemaat GPM Imanuel OSM Minggu (4/12) di kawasan OSM Ambon.
Assagaff mengatakan, dalam kutipan Injil Matius 5:16 yang
berbunyi, “Hendaklah
terangmu bercahaya di depan orang supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik,” sejatinya menjadi ayat suci
keyakinan iman seluruh warga
Jemaat GPM Imanuel OSM. Dirinya
menambahkan, nama Imanuel memiliki hal yang menarik didalamnya, yaitu dengan kelahiran Yesus Kristus yang
adalah Tuhan, telah menggenapi
janjinya untuk datang kedalam dunia dan telah ada dalam dunia ini.
Selain itu, dengan kehadiran Imanuel berarti jalan Tuhan dan
manusia kembali
terjembatani, selanjutnya dengan kelahiran Imanuel berarti Tuhan akan beserta kita dimanapun dan dalam keadaan
apapun, sebab Tuhan tidak terikat
pada satu tempat tertentu, papar Assagaff. Atas dasar itu, Gubernur menyambut Sukacita Momentum
Peresmian Gedung Gereja Imanuel
sebagai tanda kehadiran Tuhan di tengah Jemaat GPM Imanuel OSM.
Untuk itu, Assagaff mengucapkan terima kasih kepada GPM dan
semua lembaga
keagamaan di daerah Maluku atas karya pembentukan masyarakat Maluku yang lebih religius sebagai salah satu implementasi
Visi dan Misi Pembangunan daerah
Maluku. Sementara itu, Pangdam XVI/Pattimura,
Mayjen TNI, Doni Moenardo yang tidak
sempat menghadiri kegiatan itu secara langsung, melalui sambungan Telekonfrens mengucapkan, selamat atas
diresmikan Gedung Gereja Imanuel
OSM, semoga dengan adanya gedung baru ini akan meningkatkan kualitas beribadah Iman Jemaat Imanuel
OSM.
Dirinya berharap agar peristiwa Penthabisan Gereja ini dapat
menjadi satu
contoh implementasi filosofi Siwalima serta memperkokoh pilar-pilar kerukunan umat beragama, yang mana Umat
Kristiani perlu Umat Muslim dan
sebaliknya, karena dalam peristiwa ini ada juga basudara umat Muslim yang diundang, ujar Pangdam.
Dalam sambutan Pangdam XVI/Pattimura yang
dibacakan oleh Kasdam XVI/Pattimura
Brigjen TNI, M. Bambang Taufik mengatakan, Pembangunan Gereja bagi Umat kristiani memiliki arti yang sangat
strategis dalam rangka membangun
keimanan umat Kristiani yang sudah lama di idam-idamkan oleh seluruh umat kristiani yang bermukim
di Jemat GPM Imenuel OSM.
Dirinya berharap, dengan berdirinya Gedung Gereja Imanuel ini
akan mampu
meningkatkan kualitas keagamaan bagi umat Kristiani, karena Gereja yang dibangun ini adalah rumah Tuhan, yang
berarti rumah yang dapat
kehormatan untuk memuliakan Tuhan oleh umat kristiani. Untuk itu, lanjutnya, Gereja ini harus dipelihara,
dilestarikan dan juga harus dimanfaatkan
secara baik, dan asas pemanfaatan tidak akan ada perbedaan suku, ras, pekerjaan dan lainnya
sehingga orang bisa merasakan
dengan leluasa melakukan peribadatan bahkan menambah pengetahuan dalam rangka kesadaran antar umat beragama.
Sebelumnya, dalam sambutan Ketua MPH Sinode GPM H. J Werinussa mengatakan, Gedung Gereja
Imanuel OSM menjadi miniatur pembangunan jemaat, hasil nyata dapat dijumpai pembangunan gereja itu melibatkan
seluruh perhatian bahkan hati dari setiap jemaat.
Menurut Werinussa, di dalam pembangunan gedung
Gereja selaku umat diuji untuk bekerja
secara koordinasi dan terkonsilidasi sehingga beban yang berat bisa ditanggulangi.
Pentahbisan Gereja merupakan awal dari satu kehidupan
baru, maka jemaat harus menahbiskan hatinya masing-masing, dengan gaya orang yang
masuk rumah baru karena rumah baru sesuai
tradisi orang Ambon adalah harkat
dan martabat, begitu pun dengan gedung gereja. Dirinya menambahkan, kalau gedung gereja ini harus
digunakan sebaik-baiknya bukan
menjadikan satu tempat yang sakral seolah-olah menjadi tempat yang suci yang tidak boleh dikotori.
Untuk itu, gereja harus dikotori
oleh tangan-tangan manusia, yang mana Gereja harus dikotori dengan bau-bau manusia karena itu adalah
gereja yang suci, gereja yang
berbicara kehidupan manusia adalah gereja yang suci. “Gereja yang dijaga kebersihan karena mahal bukanlah
Gereja yang suci, tetapi Gereja
yang harus berbau manusia,”ungkapnya.(CM-02)