Diduga Pencairan Dana Desa Negeri Buano Selatan Tanpa Tanda Tangan Ketua BPD

Ambon, cahayamaluku.com
Masyarakat desa Buano, Kecamatan  Waesala Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) meminta pihak Kejaksaan negeri dan Kejaksaan Tinggi Maluku segera mengusut dugaan penyimpangan dana Desa tahun 2015 di desa Buano yang melibatkan carateker negeri itu, Margaretha Latulete yang dalam pencariannya tanpa melibatkan ketua Saniri Negeri tersebut. Demikian antara lain permintaan warga negeri Buano Selatan yang diwakili oleh Sekretaris BPD, Z. Limawael kepada wartawan di Ambon, Sabtu, 5/11. Kepada wartawan Limawael mengatakan  warga minta kepada pemerintah kabupaten SBB agar segera  memberhentikan carteker desa Buano Selatan karena dalam melaksanakan tugasnya selaku carateker tidak pernah melibatkan Badan Saniri Negeri di desa, bahkan untuk pencairan dana tahun 2015 dilakukan tanpa sepengetahuan ketua BPD atau Saniri negeri Buano Selatan. Ironisnya, dana 800 juta lebih yang dicairkan pada tahun 2015 digunakan untuk membangun sebuah dermaga kayu akan tetapi volume pekerjaannya tidak sesuai dengan rancangan awal yang menjadi dasar pencairan dana tersebut.

Akibatnya dermaga kayu tersebut tidak bisa dimanfaatkan secara maksimal, dimana pada saat air surut dermaga itu tidak bisa berfungsi sebagai tempat sandar kapal-kapal  ataupun perahu nelayan termasuk speed boad di negeri itu. Masyarakat juga meminta kepada Kejaksaan Negeri dan Kejaksaan Tinggi Maluku untuk segera mengusut dugaan penyimpangan Dana Desa yang dilakukan oleh Latulete selaku Carateker negeri Buano Selatan yang diduga mencairkan dana Desa tahun 2015 tanpa sepengetahuan Ketua Saniri Negeri Buano Selatan, karena selain pencairan dana tersebut tanpa melibatkan Ketua Saniri Negeri dikabarkan pula ada potongan dana tersebut sebesar kurang lebih 200 juta rupiah oleh Pemerintah Kabupaten SBB, sehingga dana tersebut hanya berkisar 800 juta lebih yang sampai ke desa Buano Selatan. Menariknya, kepada wartawan Limawael membeberkan pula kinerja dari Carteker yang menciptakan keresahan bagi warga, seperti misalnya Carteker tidak memfungsikan sekretaris desa dalam memimpin negeri itu selaku Carteker akan tetapi begitu sampai di desa, Carteker mengangkat mantan pejabat desa sebelumnya yang masih juga kerabatnya sendiri sebagai sekretaris desa guna memuluskan segala rencanya melakukan penyimpangan terhadap pencairan dan pemanfaatan dana desa tersebut. Alhasinya kedok carteker baru terungkap saat warga menuntut digelarnya rapat bersama dengan BPD dan warga pada tanggal 31 Oktober 2016 dimana terungkap bahwa telah dilakukan pencairan dana desa tahun 2015 dan 2016 tanpa tanda tangan dario Ketua BPD atau Ketua Saniri negeri tersebut. Dan yang lebih mencengangkan lagi penggunaan dana desa tahun 2016 diduga juga bermasalah dimana Carteker secara diam-diam membagikan sejumlah motor ikan bagi sejumlah warga secara perorangan yang disinyalir berasal dari dana Desa tahun 2016.(CM-01)