Tiwery: Cengkeh Merupakan Harga Diri Orang Maluku

Ambon, cahayamaluku.com
Kepala Balai Pelestarian Nilai Sejarah Maluku, S. Tiwery, S. Pd. SH mengatakan cengkeh merupakan harga diri dari orang Maluku dan karena cengkeh orang Maluku dan Indonesia pernah dijajah oleh para penjajah, Demikian antara lain penegasan Tiwery kepada wartawan di Suli, Kabupaten Maluku Tengah saat menghadri acara sosialisasi dan pencanangan teh cengkeh dan minyak cengkeh di SMA Negeri 2 Suli, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah. Dikatakan, kalau bicara tentang cengkeh bagi orang Maluku sebenarnya bicara tentang harga diri dalam kehidupan budaya sosial kemasyarakatan. Hal ini dikarenakan, daya tarik dari cengkeh itu mengakibatkan orang dari Eropa, Asia maupun dari benua lainnya datang untuk menguasai dan mencoba untuk menindas harga diri orang Maluku. Bahkan lebih dari itu mereka menindas dan menjajah bangsa Indonesia secara umum dan secara keseluruhan. “Bicara cengkeh dari sudut itu berarti berbicara tentang harga diri orang Maluku, harga diri bangsa Indonesia”, ujar Tiwery sembari  menambahkan cengkeh mengangkat dan mengharumkan Maluku dan Indonesia dalam kancah Internasional, dengan demikian cengkeh itu sendiri kemudian menjadikan orang Maluku memiliki ketahanan baik dari sosial budaya maupun ketahanan ekonomi kerakyatan. Tiwery menghimbau pemerintah agar memperhatikan para petani cengkeh karena sejak ratusan tahun mereka telah dan mampu menjaga cengkeh yang merupakan harga diri orang Maluku itu hingga sekarang, bahkan menurutnya meskipun cengkeh hidup di daerah tropis seperti di Maluku tetapi berkat ketekunan dari masyarakat petani tanaman ini tetap hidup dan menghasilkan sampai sekarang.(CM-03)