PT. WLI Eks Jayanti Group Di Seram Utara Maluku Tengah Terancam Gulung Tikar Diduga Tambak Udang Terserang Penyakit
PT. Wahana Lestari Investama (WLI) yang
berdomisili di Seram Utara (SERUT) Maluku Tengah yang dipimpin oleh Burhan Urai
alias Mester Bong mantan pimpinan
Jayanti Group nampaknya dalam waktu yang tidak lama akan gulung tikar. Demikian pernyataan Nur Ali, salah seorang warga yang
dengan setia mengikuti
perkembangan perusahaan milik Mester Bong. Dikatakan tanda-tanda bakal ambruknya perusahaan Mester
Bong ditunjukkan dengan beberapa
waktu belakangan ini sudah sekian ratus karyawan yang di-PHK dengan alasan yang terkadang tidak jelas.
Selain itu tersiar kabar manajemen dalam perusahaan itu juga tidak profesional sehingga para karyawan yang bekerja di perusahaan itu juga terkadang merasa was-was terhadap masa depan mereka yang terkadang tidak pasti. Sumber yang dihimpun media ini menyebutkan sejumlah karyawan yang kini masih bekerja di perusahaan itu mengatakan mereka bekerja tanpa sebuah ikatan atau kontrak yang jelas alhasilnya ketika mengalami PHK mereka bingung mau ke mana harus mencari pekerjaan.
Sementara informasi yang dihimpun juga menyebutkan produksi udang dari perusahaan Mester Bong makin hari makin menurun bahkan beberapa waktu belakangan ini selalu gagal panen yang disinyalir akibat dari adanya penyakit yang menyerang tambak udang tersebut. Sayangnya upaya wartawan untuk mengkonfirmasi keberdaan perusahaan tersebut selalu gagal karena pimpinan perusahaan yang bertanggung jawab terhadap perusahaan itu tidak berada di kantor perwakilan di Passo. Wartawan telah dua kali mendatangi kantor tersebut dan bertemu dengan petugas yang menjaga kantor perwakilan dan berjanji akan meneruskan tujuan konfirmasi wartawan kepada pimpinannya di Seram akan tetapi hingga berita ini diturunkan hasil konfirmasi lewat perantara yang berada di kantor perwakilan di Passo tidak pernah diterima media ini.
Banyak spekulasi menyebutkan tertutupnya manajemen perusahaan terhadap publik itu patut dipertanyakan, bahkan patut pula dipertanyakan fungsi dari kantor perwakilan di Passo yang selalu tertutup setiap hari dan hanya dijaga oleh satu orang yang saat dikonfirmasi mengatakan dirinya tidak bisa memberikan keterangan apapun terhadap perusahaan tersebut. Bahkan kepada wartawan petugas tersebut mengatakan pimpinannya sulit dihubungi via onsel sehingga hanya bisa dihubungi dengan radio colling. Sementara itu data dari kantor Badan Pusat Statistik (bps) ProVINSI Maluku Menyebutkan sejak bulan Mei tahun 2016 ekspor dari Maluku berupa ikan dan udang tidak ada, sehingga diduga ada kaitannya dengan Moratorium yang dikeluarkan oleh Mentri Perikanan dan Kelautan RI.
Meskipun demikian, jika PT. WLI memiliki produksi yang baik maka tentu saja akan nampak pada kegiatan ekspor udang dari Maluku terutama dari Seram Utara namun hal ini tidak nampak sama sekali. Sementara itu patut dipertanyakan menurunnya produksi udang dari PT. WLI ini disebabkan karena faktor kurang profesionalnya manajemen perusahaan itu ataukah bahkan disebabkan karena wabah atau penyakit yang menyerang udang-udang di tambak udang milik perusahaan WLI tersebut. Sementara itu dari sejumlah sumber yang dapat dipercaya menuturkan menurunnya produksi udang dari perusahaan WLI disebabkan karena adanya sejenis penyakit atau wabah yang menyerang udang-udang tersebut sehingga tidak mencapai usia panen yang pada gilirannya perusahaan mengalami gagal panen. Sumber berharap instansi terkait dapat memperhatikan soal PHK sepihak yang dilaksanakan oleh pihak perusahaan yang pada gilirannya selalu merugikan karyawan.(CM)
Selain itu tersiar kabar manajemen dalam perusahaan itu juga tidak profesional sehingga para karyawan yang bekerja di perusahaan itu juga terkadang merasa was-was terhadap masa depan mereka yang terkadang tidak pasti. Sumber yang dihimpun media ini menyebutkan sejumlah karyawan yang kini masih bekerja di perusahaan itu mengatakan mereka bekerja tanpa sebuah ikatan atau kontrak yang jelas alhasilnya ketika mengalami PHK mereka bingung mau ke mana harus mencari pekerjaan.
Sementara informasi yang dihimpun juga menyebutkan produksi udang dari perusahaan Mester Bong makin hari makin menurun bahkan beberapa waktu belakangan ini selalu gagal panen yang disinyalir akibat dari adanya penyakit yang menyerang tambak udang tersebut. Sayangnya upaya wartawan untuk mengkonfirmasi keberdaan perusahaan tersebut selalu gagal karena pimpinan perusahaan yang bertanggung jawab terhadap perusahaan itu tidak berada di kantor perwakilan di Passo. Wartawan telah dua kali mendatangi kantor tersebut dan bertemu dengan petugas yang menjaga kantor perwakilan dan berjanji akan meneruskan tujuan konfirmasi wartawan kepada pimpinannya di Seram akan tetapi hingga berita ini diturunkan hasil konfirmasi lewat perantara yang berada di kantor perwakilan di Passo tidak pernah diterima media ini.
Banyak spekulasi menyebutkan tertutupnya manajemen perusahaan terhadap publik itu patut dipertanyakan, bahkan patut pula dipertanyakan fungsi dari kantor perwakilan di Passo yang selalu tertutup setiap hari dan hanya dijaga oleh satu orang yang saat dikonfirmasi mengatakan dirinya tidak bisa memberikan keterangan apapun terhadap perusahaan tersebut. Bahkan kepada wartawan petugas tersebut mengatakan pimpinannya sulit dihubungi via onsel sehingga hanya bisa dihubungi dengan radio colling. Sementara itu data dari kantor Badan Pusat Statistik (bps) ProVINSI Maluku Menyebutkan sejak bulan Mei tahun 2016 ekspor dari Maluku berupa ikan dan udang tidak ada, sehingga diduga ada kaitannya dengan Moratorium yang dikeluarkan oleh Mentri Perikanan dan Kelautan RI.
Meskipun demikian, jika PT. WLI memiliki produksi yang baik maka tentu saja akan nampak pada kegiatan ekspor udang dari Maluku terutama dari Seram Utara namun hal ini tidak nampak sama sekali. Sementara itu patut dipertanyakan menurunnya produksi udang dari PT. WLI ini disebabkan karena faktor kurang profesionalnya manajemen perusahaan itu ataukah bahkan disebabkan karena wabah atau penyakit yang menyerang udang-udang di tambak udang milik perusahaan WLI tersebut. Sementara itu dari sejumlah sumber yang dapat dipercaya menuturkan menurunnya produksi udang dari perusahaan WLI disebabkan karena adanya sejenis penyakit atau wabah yang menyerang udang-udang tersebut sehingga tidak mencapai usia panen yang pada gilirannya perusahaan mengalami gagal panen. Sumber berharap instansi terkait dapat memperhatikan soal PHK sepihak yang dilaksanakan oleh pihak perusahaan yang pada gilirannya selalu merugikan karyawan.(CM)