Benarkah Ruas Jalan SS Bakal Ditutup ?
Ambon, cahayamaluku.com
Masyarakat Wahai, Kobisonta dan SBT mengeluh lantaran sejumlah ruasjalan lintas Seram yang menghubungkan Masohi dan Wahai Kobisonta bahkan SBT mengalami kerusakan berat tapi tidak diperhatikan oleh Balai jalan serta PU Provinsi Maluku. Kepada wartawan, Kiat. Salah seorang pengemudi Masohi Wahai mengatakan kekecewaaannya kepada pemerintah Provinsi Maluku, khususnya dinasPekerjaan Umum Provinsi Maluku serta Balai Jalan Nasional karena tidakmemperhatikan ruas jalan lingkar SS yang saat ini merupakan jalur utama dan cepat yang menghubungkan Masohi selaku ibu kota Kabupaten serta Wahai, Kobisonta bahkan terus ke kabupaten Seram Bagian Timur (SBT). Kepada wartawan Kiat mengatakan masyarakat di Wahai dan sekitarnya yang mengalami sakit sehingga harus dibawa ke rumah sakit di Masohi pasti sudah meninggal terlebih dahulu sebelum sampai di Masohi akibat dari jalan yang berlubang-lubang serta terbelah sehingga kendaraan yang ditumpangi selain mengurangi laju kecepatannya selalu bergoyang-goyang bagaikan dihantam gelombang di lautan, belum lagi sejumlah ruas jalannya tertimbun material pasir dan bebatuan sehingga mengakibatkan terkadang ban mobil menjadi terseret-seret.
Sementara itu beberapa ibu rumah tangga juga ikut mengeluh dengan kondisi jalan SS yang sudah semakin menancap atau menukik baru ditambah lagi dengan aspal yang rusak dan jalan yang berlubang-lubang sehingga muncul ngerumpi para ibu rumah tangga sambil mengatakan kalau saja ibu-ibu hamil yang ingin melahirkan di rumah sakit di Masohi atau di kota Ambon pasti akan melahirkan di tengah perjalanan terutama di ruas jalan SS yang sangat rusak kondisi aspalnya. Merekamerasa ngeri dengan kondisi jalan tersebut sehingga meminta pihak PU dan Balai Jalan dan Jembatan Provinsi Maluku untuk memalingkan perhatiannya ke ruas jalan sentral yang menghubungkan Masohi dan Wahai dan sekitarnya itu. Sementara itu dari sumber yang dihimpun media ini menyebutkan terbengkalainya pekerjaan lanjutan jalan di gunung SS yang melewati Taman Budaya Nasional dengan hutan lindungnya itu akibat dari adanya larangan yang dilakukan oleh pihak Kehutanan terutama bagian konservasi alam yang berada di kawasan hutan lindung di seputar gunung SS. Bahkan informasi yang sempat diperoleh dari para sopir mobil Masohi Wahai menyebutkan ada rumor yang berkembang di antara para sopir bahwa ruas jalan SS itu bakal ditutup bagi lalu lintas umum lantaran dinilai mengganggu kawasan hutan lindung tersebut.(CM-06)